Mohon tunggu...
Kahar Android
Kahar Android Mohon Tunggu... -

cerita kita akan indah ketika dibaca dan dirasakan oleh orang lain, berbagi merupakan wujud yang tidak dapat dibeli kecuali ada maunya...!!! salam hormat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tak Bisa Bersembunyi

11 Maret 2012   15:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:13 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menggigil kedinginan meratapi kesendirian yang semakin menjadi-jadi saat aku menatap hujan turun sore ini, percikan titik-titik hujan mencoba membuatku semakin terpuruk keadaanku yang masih saja belum bisa menerima semua hujatan dunia dan sekitarku yang menyudutkanku…seandainya saja semua ini cepat berakhir…semua semakin berat untuk aku lalui karena waktu belum juga berpihak padaku sampai hari ini sampai detik ini karena dimanapun aku berada perasaan kehancuran itu terus mengejarku lembar demi lembar hidupku hanya mampu ku isi dengan semua cerita sedih dan pedihnya hidup tanpa perhatian dan isak tangis batin yang mengiris-iris hati setiap malam sepi yang disuguhkan kehidupan untukku..aku menampikkannya didepan kalian namun hatiku tak bisa bersembunyi untuk menahan lebih lama lagi dari semua hal menyakitkan ini…

Hujan masih belum berlalu dari hadapanku saat matahari pun mulai pamit bersama senja yang menguning di ujung barat menandakan malam datang dan telah siap memberiku penderitaan yang selalu kurasakan menyayat semua hal indah yang ada dan menggantinya dengan pedih yang masuk menerobos jantungku, mengisi semua pembuluh darahku mencoba membunuhku malam lepas malam selalu seperti itu….aku selalu berkelahi dengan malam…aku bergabung bersama suasana malam yang baru saja menyelimuti gedung ini……

Aku merasa benar-benar kehilanganmu….saat semua apa yang kupunya menjadi sia-sia, saat apa yang kudapat menjadi tak berguna, saat apa yang kupandang berubah gelap aku tahu kau benar-benar membawa pergi terang hidupku kau bawa jauh bintang harapanku…aku tersadar pijakkan kaki ku terasa goyah dan aku mulai tertatih-tatih melanjutkan hidupku, saat semua kenangan menjadi pudar dan hujan tak lagi bisa menyejukkanku, saat gerimis datang tanpa membawa pesan darimu aku hanya mampu tertunduk lesu dan berharap semua ini takkan lebih lama lagi…aku hanya laki-laki lemah yang belum menyerah untukmu…itu saja…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun