Mohon tunggu...
Anargya Atha
Anargya Atha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transformasi Pendidikan di Era Digital

4 November 2023   17:16 Diperbarui: 5 November 2023   22:37 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Illustrasi Pendidikan Daring, sumber: Unsplash)

Pernahkah Anda berpikir, apa jadinya nasib pendidikan Indonesia kalau  tidak ada teknologi Zoom, Google Meet, Microsoft Teams dan aplikasi lainnya selama 2 tahun masa Pandemi yang lalu? Tentunya, lebih dari 44 juta pelajar di Indonesia akan terkurung di dalam rumah mereka tanpa ada aktivitas pembelajaran dengan guru-guru mereka, berinteraksi dengan teman-teman mereka, dan lambat laun mereka akan merasa terpuruk selama masa isolasi dari virus mematikan, yaitu COVID-19.

Beruntungnya, aplikasi layanan konferensi video telah ditemukan sebelum pandemi sehingga memberi kesempatan untuk para guru dan murid di Indonesia dan juga di dunia untuk  bisa tetap menjalani kegiatan belajar-mengajar melalui berbagai fitur yang bisa  menyampaikan suara, gambar, dan bahkan merekam sesi pembelajaran. Tentu saja hal ini memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap terjaganya proses kegiatan belajar mengajar, dan mencegah terjadinya learning loss dalam intensitas yang besar. Bahkan, saat itu, Kemendikbud Ristek (2020) menyediakan bantuan penyediaan kuota internet 50 GB bagi siswa, guru, mahasiswa dan dosen di masyarakat terpencil, perbatasan dengan negara lain, dan terkena bencana COVID-19, bencana alam, bencana sosial, atau daerah yang berada dalam keadaan darurat lain.

Dari apa yang terjadi pada dunia pendidikan di saat pandemi itu, dapat disimpulkan bahwa salah satu pengaruh yang paling signifikan di bidang pendidikan dari teknologi adalah dalam hal cara mengajar. Sebelumnya, untuk dapat belajar dengan guru dan teman-temannya, seorang murid harus mendatangi kelas secara langsung, sekarang, teknologi menawarkan cara yang fleksibel. Aplikasi seperti Zoom, Google Meet dan Microsoft Teams menciptakan sebuah ruang belajar dalam jaringan atau disingkat daring, yang bisa menghadirkan ratusan orang dalam satu ruangan maya tersebut. Bahkan, materi ajar juga bisa ditemukan di berbagai situs edukatif dan saluran Youtube berisi rekaman sesi belajar dan pembahasan soal.  Buku yang dulu menjadi media utama para pelajar, selain guru tentunya, tidak lagi menjadi media utama, namun menjadi media sekunder. Hal ini dikarenakan internet menawarkan berbagai macam bentuk materi ajar, seperti buku elektronik, video, latihan soal, artikel, jurnal dan lainnya. Oleh karena itu, saat ini teknologi menjadi andalan dalam kehidupan sehari-hari dan  sistem pendidikan juga mau tidak mau harus menyesuaikan dengan era teknologi digital saat ini.

compare-fibre-y8tilvknleg-unsplash-6547b695edff762ad41be3d2.jpg
compare-fibre-y8tilvknleg-unsplash-6547b695edff762ad41be3d2.jpg
                                                                                          (Illustrasi Pendidikan Daring, sumber: Unsplash)

Salah satu bukti dari sistem pendidikan yang telah beradaptasi dengan era teknologi adalah adanya e-Learning.  Dikutip dari M Aminudin (2022) dalam sebuah artikel di Antara News, e-Learning sendiri adalah satu bentuk dari konsep Distance Learning, yaitu instructional delivery yang tidak mengharuskan siswa untuk hadir secara fisik pada tempat yang sama dengan pengajar. (Orneger, UNESCO, 2023).

Ketika dunia dilanda pandemi COVID-19 pada tahun 2020 sampai 2022, pendidikan daring menjadi metode pembelajaran yang penting karena hampir semua negara menyelenggarakan karantina massal.  Karena COVID-19, semua lembaga pendidikan pun mengubah metode pembelajaran yang awalnya berada di kelas fisik berubah ke kelas daring. Para guru dan murid terpaksa untuk beradaptasi dengan menggunakan gawai dan mengetahui cara menggunakan aplikasi komunikasi massa seperti Zoom, Google Meet, Microsoft Teams, dan lainya. Perubahan metode pembelajaran ini membawa dampak positif dan juga negatif yang ditimbulkan pada era itu.

Menurut Sampoerna Academy (2022), metode pembelajaran daring memudahkan pelajar dan pengajar yang tidak harus berada di tempat dan waktu yang sama, membuat waktu belajar lebih fleksibel dibandingkan sistem kelas fisik. Namun, ada beberapa kekurangan dari pembelajaran daring, seperti kendala teknis jaringan, terkadang ketika guru sedang menyampaikan materi kepada murid, murid tidak bisa mendengar suara guru secara baik karena sinyal yang terputus-putus, membuat pelajar bingung atas informasi yang disampaikan oleh pelajar.  

Tidak hanya itu, menurut Abdi (2021), karena minim pengawasan dari orang tua, banyak siswa enggan untuk aktif dalam proses pembelajaran dan mengerjakan tugas dari guru.  Selain itu, belum terpenuhinya kebutuhan sarana seperti jaringan internet yang baik, gawai yang tidak memadai, dan pasokan listrik yang cukup, menjadi tantangan bagi pembelajaran daring, terutama bagi lembaga pendidikan yang berada di daerah terpencil. 

Walaupun saat ini pandemi telah berakhir, teknologi untuk pembelajaran daring perlu mendapat perhatian khusus dan perlu terus ditingkatkan, karena penggunaan aplikasi konferensi video telah menjadi cara berinteraksi sehari-hari. Salah satu aspek yang bisa ditingkatkan adalah keamanan digital, banyaknya peretas di dunia maya juga menjadi salah satu masalah yang penting untuk dibicarakan, peretas mempunyai kemampuan untuk membocorkan data, mematikan situs, dan mengambil alih sebuah akun untuk membagikan tautan berisi informasi bohong atau tidak bermutu. Salah satu contoh bahayanya peretas data adalah pembocoran data warga RI oleh Bjorka yang ramai di tahun 2022. (Putri, 2022)

Terlepas dari segala dampaknya pada kehidupan kita,  pembelajaran daring dan inovasi-inovasi lainnya adalah bukti dari perkembangan teknologi yang sangat membantu bidang pendidikan.  Zaman penuh kecanggihan teknologi sudah kita rasakan dan akan terus berkembang menjadi lebih canggih lagi, mari kita siapkan pendidikan Indonesia untuk menghadapinya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun