Mohon tunggu...
Ana Pujiastuti
Ana Pujiastuti Mohon Tunggu... karyawan swasta -

[sederhana] [semangat] [pemimpi] [pantang menyerah] [and make it happen]

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Antara 1 Teladan dan 1000 Nasihat

20 Februari 2014   16:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:38 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia anak memang tidak ada habisnya untuk dibahas. Selalu ada saja kisah unik dan menarik tuk dikupas. Banyak diantara para orang tua yang menuntut sang buah hati agar nurut dan selayaknya “orang dewasa” yang tau mana yang baik dan buruk. Namanya juga anak [red:maklum]. Kita mungkin sering melupakan bahwa apa yang anak lihat dari figure orang tuanya, maka itu yang akan ia tiru. Atau singkat kata perilaku anak adalah cerminan dari perilaku orang tua.  Benar kata pepatah, 1 teladan lebih baik dari 1000 nasihat.

Orang tua yang banyak “suaranya” berharap si anak takut dan respect, justru akan berbanding terbalik karna anak akan semakin bandel dan kebal dengan suara nada2 tinggi dan menjadikan anak susah  untuk dinasihati.

Orang tua yang gemar main tangan ketika anaknya nakal, menjadikan si anak akan ringan tangan ketika ia merasa terancam dan dengan mudahnya tangan mendarat ke pipi ataupun bagian tubuh temannya. Sehingga hal ini menjadikan anak mudah ringan tangan dan endingnya akan dijauhi teman2nya. Karna ga’ ada satupun orang tua temannya yang mengijinkan anak mereka bermain dengan yang bersangkutan.

Teringat sebuah kisah dimasa silam tentang teladan2 yang diberikan oleh sang ibu. Ntah disadari atau tidak, Ibu mengajarkan kepada anaknya bagaimana caranya berbagi. Berbagi sesuai dengan kemampuannya. Ketika di rumah terdapat makanan berlebih sang ibu menyuruh sang anak untuk memberi tetangga sebelah rumah, dan itu terjadi tidak hanya sekali dua kali. Ketika teman anak2 ibu bermain ke rumah, tak segan ibu menyuruh mereka untuk makan bersama dengan lauk seadanya. Dan itu terjadi tidak hanya dengan satu atau dua orang teman anaknya. Diperjalanan hidup anaknya, ia akan menjadi anak yang peka terhadap lingkungan dan tidak pelit.

Ketika orang tua ramah atau gapyak dengan orang yang ia temui, si anak akan meniru, dan ramah terhadap orang lain. karakter tersebut mendarah daging di tubuhnya, sehingga ramah sudah melekat dalam tradisi keluarga tersebut. Ketika orang tua gemati dengan orang lain, si anak-pun akan begitu. Ia akan mudah mencintai dengan tulus kepada orang di sekelilingnya.

Jadi, sekarang tugas kita, memilih sikap apa yang akan kita ambil supaya sang buah hati berperilaku baik dalam arti sesungguhnya. Karena 1 teladan orang tua sungguh jitu dibanding dengan 1000 nasihat. Dan itu  benar adanya. Tanpa banyak teori2 memusingkan si buah hati dengan mudahnya mencontoh perilaku yang orang tuanya lakukan. Singkat kata, jika kita menginginkan buah hati berperilaku baik, selayaknya kita mencontohkannya terlebih dahulu untuk menjadi baik dalam arti sesungguhnya., karna perilaku anak adalah cerminan dari perilaku orang tuanya. And let’s try at u’r home..


#salam jiwa berbahagia..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun