Mohon tunggu...
Ananta  Chavedz
Ananta Chavedz Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis asal asalan

Asal kelakon

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Belajar Tanpa Sejarah

8 April 2017   15:57 Diperbarui: 8 April 2017   23:30 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah kenapa Mapel Sejarah ditiadakan, sudah berapa tahun Pendidikan Indonesia tanpa mapel sejarah, memang membosankan mendengarkan guru mendongeng masa lalu, apalagi kalau guru sejarahnya terkesan loyo dan “sepuh” lengkap sudah penderitaan siswa. “Wong tinggal ndengerin saja protes sulit mana coba! sama para pahlawan yang harus menumpahkan darah”

Jangan salahkan adik adik kita sekarang, yang kurang akrab dengan hafalan nama pahlawan,  hari-hari bersejarah Indonesia, apa artinya peristiwa penuh sejarah itu kalau harinya saja tidak tahu, bagaimana mau meneladani jiwa-jiwa pahlawan bangsa. Padahal kata pak Soekarno “bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya”.

Entah saya tak paham betul dengan digabungkannya Mapel-Mapel Menjadi IPS Terpadu, memang sengaja ada pihak-pihak yang menginginkan Indonesia krisis tauladan atau bagaimana?, Padahal belajar Sejarah mendekatkan kita pada Tanah Air kita tercinta bukan?

Ahh.. entahlah… saya juga dulu males ketika pelajaran Sejarah datang, tapi malesnya saya bukan pada pelajarannya loh, hanya sebatas gurunya yang ceramah yang pasti siapa saja akan bosan (maaf lohh bu guru).

Lalu metode belajar sejarah yang tepat gimana?, sekali lagi saya bukan ahli pendidikan, salah satu cara sepertinya merubah imeg membosankan dulu pada guru sejarah, guru sejarah harus ceria, interaktif dan kreatif. Memang mudah sekali saya bicara yahh, tentu mudah ahli pendidikan saja bukan.

Santai saja para guru sejarah! Nanti juga kalau ganti mentri pasti ganti kurikulum lagi, dan akankah “sejarah” kembali?

Lalu banyak sekali sekarang novel-novel karya anak bangsa yang mengulas sejarah Tanah Air ini, bukankah ini menarik untuk dipelari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun