Mohon tunggu...
Ananta  Chavedz
Ananta Chavedz Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis asal asalan

Asal kelakon

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sekelumit tentang Pendidikan

7 April 2017   11:45 Diperbarui: 7 April 2017   11:56 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potret Pendidikan Indonesia, begitu saya ingin memberikan judul pada coretan saya kali ini, selayaknya potret juga tidak bisa dijadikan sebagai gambaran keselurahan, paling hanya ukuran 3 x 4 atau 4 x 6 atau seterusnya. Entah kenapa juga saya tiba tiba ikut peduli dengan urusan pendidikan yang memang bukan duniaku.

Tapi Tuhan berkata lain, ini bukan cita-cita bukan pula impian. Ini adalah garis kuasa Tuhan sepenuhnya, aku berkecimpung juga didunia pendidikan walaupun bukan sebagai pengajar tentunya.

Apa benar pendidikan di Indonesia itu mencetak manusia-manusia siap kerja, Tahan banting, mental baja yang akan memenuhi daftar pencari kerja., kalau nasib baik berati menjadi manusia pekerja keras dibawah bayang-bayang PT Asing.

Atau yang lebih mentereng sedikit lulusan perguruan tinggi misalnya, berbondong-bondong mengabdi pada Negara entah mengantri di barisan nomor kesekian ratus demi menggantungkan hidup sebagai pegawai negeri, bukan begitu? Entah lah itu mungkin hanya hipotesa yang keliru.

Apa benar  juga dunia pendidikan formal  Negara kita menjauhkan pelajar-pelajar  pada dunia mereka, pada lingkungan mereka, pada kekayaan melimpah tanaha air ini, atau yang lebih bahaya menjauhkan mereka dari potensi besar mereka sendiri.

Ahh.. sudah, saya bukan ahli pendidikan, takut dikatai sok tahu, bukan pula menteri pendidikan yang rajin bongkar muat eh bongkar pasang sistem pendidikan sekehendak dia. Pelajar menjadi objek atau lebih kasarnya lagi sebagai korban perjudian sistem pendidikan yang gonta ganti gantu, sementara guru sebagai kiblat para pelajar semakin sedikit berinteraksi dengan panutan mereka, disibukkan dengan berbagai laporan-laporan, berkas-berkas, iming-iming kenaikan gaji.

Ahh… sudah… sudah, semoga para guru tercinta tidak terlalu memikirkan hal itu, mereka masih mengedepankan perasaan, kasih saying, perhatian, kedekatan dan dengan sepenuh hati menjaga pendidikan Indonesia untuk anak bangsa.

Anak bangsa yang akan  berbulan madu di Tanah kelahiran, bukan kesana kemari tapi tetap menjadi budak.

Maaf… Sudahlah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun