Driver yang mengantarkan makanan tersebut sering masuk ke halaman rumah driver saya. Driver tersebut langsung bertanya dan bersikukuh bahwa driver saya memesan makanan tersebut. Padahal tidak. Ketika disuruh menghubungi nomer konsumen, akhirnya dia sadar rumah konsumen berada di belakang. Dia minta maaf dan pergi.
Kejadian ini sering terjadi katanya. Saya menanyakan, apakah tidak ada pelatihan cara menunggu konsumen?. Driver saya mengatakan hal tersebut sudah ada di awal masuk keanggotaan. Langkah pertama adalah menghubungi lewat pesan. Kedua adalah menghubungi lewat telpon. Apabila tidak merespon, baru datangi tempat tujuan dan bertanya.
Driver Cari Pekerjaan Sambilan lain
Pernah ketika di tengah lampu merah, driver saya menanyakan tentang pekerjaan saya saat ini. Saya menjawab singkat. Dia tiba-tiba bertanya tentang lowongan kerja di tempat saya apakah ada atau tidak. Saya memberi jawaban tentang kekurangan tukang kayu di tempat kerja saya. Kemudian saya tanya balik, 'bapak punya keahlian kayu?'. Dia sedikit ragu menjawab. Saya mengira dia kurang mahir, kemudian saya sarankan menemui bos saya langsung.Â
Menjadi driver ojek online nyatanya belum tentu menjamin menjadi pekerjaan utama. Kebanyakan masih menjadi pekerjaan sampingan. Ada beberapa driver yang bisa mendapatkan penghasilan melebihi UMR. Tapi berapa banyak yang dapat melakukannya?. Tentunya ada strategi yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan pendapatan. Strategi legal, bukan kecurangan seperti yang saya jelaskan diatas.
Sambat-sambat di atas adalah beberapa yang telah saya dengarkan dari driver saya sebulan ini. Di lain kesempatan saya juga ingin menuliskan sambat-sambat saya selama jadi penumpang. Apakah kalian pernah mengalami dan mendengarkan curhat seperti di atas?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H