Pada suatu ketika dizaman Rasulullah saw. masih hidup, tersebutlah seorang perempuan tua yang pekerjaan sehari-harinya menyapu dan membuang sampah yang ada di halaman masjid. Kharqaa' nama perempuan tua itu. Kebanyakan orang tidak terlalu memperhatikannya. Maklumlah hanya seorang tukang bersih-bersih halaman masjid. Sampai suatu ketika Nabu Muhammad saw. bertanya kepada para sahabat, "Sudah lama aku tidak melihat Kharqaa', dimanakah dia gerangan sekarang?".
Betapa terkejutnya para sahabat mendapat pertanyaan dari Rasulullah saw. tersebut. Seketika sahabat menjawab, "Kharqaa' kan sudah sebulan yang lalu meninggal dunia, ya Rasulullah." Dengan sedikit keheranan para sahabat menjawab pertanyaan Rasulullah saw. Sepertinya tidaklah begitu penting berita meninggalnya Kharqaa' si penyapu halaman masjid sehingga sahabat tidak menyampaikannya kepada Rasulullah saw. Dengan nada agak sedikit menyesal Rasulullah berkata, "Mengapa kalian tidak memberitahuan kabar meninggalnya Kharqaa' kepadaku? Tunjukkan dimana dia dimakamkan." Lalu para sahabat menunjukkan tempat dimana Kharqaa' dimakamkan dan Rasulullah saw. pun kemudian bersembahyang di atasnya seraya mendo'akan wanita tua si penyapu halaman masjid.
Jauh setelah Rasulullah Muhammad saw. sang Pemimpin yang Agung meninggal dunia, tersebutlah seorang mantan presiden negara adi daya (Amerika Serikat) datang bertamu ke satu negara (Korea Utara). Tujuan kedatangannya hanya satu yakni meminta pembebasan warga negaranya (Aijalon Gomes) yang dihukum penjara karena memasuki wilayah negara lain secara ilegal. Akhirnya usaha sang mantan presiden itu pu berhasil dan warga negeranya dibebaskan.
Dari dua kejadian tersebut kita bisa mengambil pelajaran bahwa diantara kewajiban seorang pemimpin adalah melindungi dan memperhatikan rakyatnya. Apapun agama, warna kulit, kedudukan rakyatnya, tanpa terkecuali, berhak mendapatkan perlindungan dan perhatian yang sama dari pemimpinnya. Rasulullah Muhammad saw. sebagai seorang pemimpin tidak pernah membeda-bedakan perlakuan antara para sahabat maupun umat kebanyakan. Semua mendapat perlakuan yang sama. Apakah itu para sahabat atau umatnya sekalipun dia seorang tukang sapu masjid. Tidak ada perbedaan di mata Rasulullah saw. Jimmy Carter pun (mantan presiden AS) tidak perduli siapakah Aijalon Gomes yang dihukum di Korea Utara. Apa warna kulitnya. Apa agamanya. Apa jasanya pada negara. Semuanya tidak penting. Yang terpenting bagi dia adalah segera mendapat perlindungan ketika menemui persoalan di negara lain. Sudah menjadi kewajiban pemimpin untuk memberikan perlindungan dan memperhatikan rakyatnya. Bagaimana dengan kita??
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H