Jam 8 kami di minta kumpul di depan konter free tour kemudian mengikuti guide untuk berjalan menuju konter imigrasi. Petugas imigrasi di Doha kalo kata temen gue yang cewe mereka ganteng-ganteng bingit, kalo kata gue biasa aja gantengan gue kemana-mana. Jadi kalo di Indonesia ganteng-ganteng Srigala di Doha ganteng-ganteng Imigrasi. Khusus untuk peserta free tour boleh memasuki Qatar tanpa visa dan paspornya tetap dapat cap, lumayan buat bukti karena no cap = howax.
Di depan pintu keluar bandara kami di pasrahkan ke guide yang akan menemani kami berkeliling. Kali guide kami berasal dari Nepal, dan gue lagi-lagi lupa namanya maka gue sebut saja namanya Shaheer Sheikh...err itu nama India, kalo gitu karena sedang di kawasan timur tengah kita namain Fulan..tapi kok gak cocok? bagaimana kalau kita sebut saja namanya Mawar? Bunga? Oke fix, gue namain saja mas guide. Mas guide ini fasih berbahasa Inggris jadi seluruh keterangannya di sampaikan dalam bahasa Inggris, bagaimana kalo gak ngerti Inggris? IDL Itu Derita Lo bro!
Minivan yang di gunakan cukup nyaman meski kali ini peserta terisi penuh, gue duduk di paling belakang dengan samping kanan pasutri dari Inggris, samping kiri cici dari China dan gue di tengah sebagai juru bicara.
[caption id="attachment_371728" align="aligncenter" width="480" caption="Minivan untuk Free City Tours"]
Sebagai negara yang baru merdeka di tahun 1971 Qatar sedang giat membangun dengan modal kekayaan dari hasil minyak bumi, di sepanjang jalan kota Doha yang lebar terlihat pembangunan gedung-gedung sedang di kerjakan, apalagi Qatar juga sudah terpilih menjadi tuan rumah piala dunia tahun 2022 mereka tambah gila-gilaan membangun gedung, jalan dan juga pulau buatan.Salah satu kegilaan dari pemerintah kota Doha adalah mereka sedang membangun sebuah kawasan di mana sebagai pendingin bukan tanaman rindang yang mereka gunakan, tapi mereka akan memasang air conditioner di jalanan!
Pemberhentian kami yang pertama adalah tepi pantai yang berkabut, begitu keluar gue langsung di sapa oleh cuaca khas jazirah Arab, panas menyengat mencapai 44 derajat! Tapi di luar rasanya seperti 54 derajat, gue gak berlama-lama berada di luar cuma ambil poto seperlunya dan langsung capcus balik masuk ke mobil.
Gue jadi paham kenapa banyak pihak ingin agar jadwal piala dunia 2022 di undur ke bulan Januari, bulan yang lebih dingin suhunya. Jika tetap nekad bermain di musim panas mereka bertanding di suhu panas menyengat. Selain dehidrasi para pesepakbola ini tampaknya juga khawatir selesai turnamen status mereka dari laki sejati karena kelamaan terpanggang matahari berubah menjadi cowok setengah mateng cyiiiiint.
Mas guide selain menjelaskan tempat-tempat yang kami singgahi juga menjelaskan gedung-gedung yang sempat kami lewati. Salah satunya adalah Burj Qatar atau Doha Tower atau yang lebih terkenal sebagai ehm..Condom Building. Gedung ini merupakan pemenang World's Best Tall Building tahun 2012. Kenapa di sebut sebagai condom building? Karena bentuknya yang menyerupai kondom boleh jadi ini merupakan kondom terbesar di dunia, apa bentuknya terinspirasi pada ukuran orang Arab yang katanya....ah sudahlah.
Selain itu mas guide juga menjelaskan tentang struktur sosial dan budaya di Doha pada umumnya dan Qatar pada khususnya, Salah satunya adalah wisatawan di larang untuk mengambil foto orang lokal (Qatari) karena kalau mereka tidak suka langsung dapat lapor polisi dan akan menangkap kita saat itu juga. Qatari hanya berjumlah 20% dari populasi mereka juga menduduki peringkat teratas dalam sistem pengupahan, di susul oleh orang Eropa dan Asia di strata paling rendah dalam hal upah.
[caption id="attachment_371729" align="aligncenter" width="455" caption="Salah satu bangunan modern di Doha"]
Pemberhentian kedua adalah Katara Art Center, sebuah komplek seni budaya, kami di sini sempat masuk museum sebelum lanjut ke sebuah Mall. Di kedua tempat pemberhentian kami sangat sepi pengunjung, hanya di kunjungi oleh kami peserta free tur. Pemberhentian terakhir kami adalah pasar tradisional di Doha, di sini kami di beri waktu 20 menit untuk melihat lihat dan berbelanja. Dan di pasar ini Vijay akhirnya bertemu dengan saudaranya, untungnya mereka ketemu biasa saja tidak langsung berlari dan menari-nari. Di pasar ini juga sami mawon, sepi pengunjung. Gue tidak membeli souvenir apapun di sini hanya ngadem sambil ngopi.