Beberapa hari lalu berseliweran berita mengenai kecelakaan bus yang dikenal sebagai bus balap. Netijen yang menanggapinya pun bermacam-macam. Ada yang menghujatnya, ada pula yang membela, ataupun berempati dengan mengucapkan semoga husnul khotimah.
Saya disini tidak bermaksud untuk menghujat atau membelanya. Saya hanya ingin berbagi kisah sebagai pengguna bus rute Surabaya Yogyakarta mulai dari kecil (ikut orang tua) sampai dengan waktu menjadi salah satu mahasiswa di di kota Gudeg yang otomatis juga sering menggunakan moda bis bila harus bali ke Madura atau sebaliknya.
Dulu, sekitaran tahun 80 an, angkutan Surabaya Yogyakarta didominasi oleh Sumber Kencono, Mira, Jaya Raya. Untuk  yang lain lebih mendominasi jalur yang lain, misal Dahlia Indah yang melayani rute Blitar Madiun Yogyakarta Purwokerto. Jaya melayani trayek Surabaya Solo. Mila Sejahtera Banyuwangi Surabaya Yogyakarta. Ada juga Akas yang sempat melayani Madura Yogyakarta.
Nah, yang mampu  bertahan kedau PO tadi. Ditambah dengan Sumber Selamat dan Eka sebagai kelas eksekutifnya yang juga masih satu grup dengan perusahaan tersebut.
Sejak masih kecil sampai masa kuliah, menggunakan bis Sumber menjadi pilihan. Sensasi kecepatannya itu yang luar biasa. Sering begadang semalaman menemani supir dan kernet mengarungi perjalanan Surabaya Yogyakarta. Mendahului kendaraan didepannya dari sisi kanan atau kiri sudah biasa.
Betul-betul memacu adrenalin.
Sesampainya di kampung pun, naik bis apa juga menjadi cerita tersendiri yang seru tuk diceritakan. Naik bis apa, berapa lama perjalanan dan dijalan bisnya "hampir" bagaimana menjadi  cerita yang mengasyikkan.
Disini saya tak bermaksud untuk menghakimi siapa yang salah atau siapa yang benar. Saya hanya bermaksud berbagi kisah selama menggunakan moda transportasi tersebut.
Doa terbaik untuk para korban.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H