Dulu, sebagai guru BK di sebuah sekolah menengah dituntut harus dekat dengan peserta didik. Terkadang juga dituntut untuk bisa memberi nasehat tanpa menggurui. Itu sangat penting dimana pada sisia sekolah menengah adalah usia pencarian identitas dan cenderung tidak mau digurui. Yang ada hanyalah mencoba memberi nasehat sesuai alur pikiran mereka.
Pagi itu seperti biasa para  guru dijadwal piket di pintu gerbang. Para guru harus sudah siap di pintu gerbang sebelum siswa datang. Begitu siswa datang, guru datang menyambut dan bersalaman dengan siswa.
Tiba-tiba datang rombongan siswa dengan menhgendarai sepeda motor yang spionnyya sengaja dilepas. Â Â Â Begitu habis salaman sengaja saya saya tegur, "Kok sepeda motornya gak ada spionnya?"
"Biar gaul pak," jawab salah satu murid.
Gaul disini dimaksudkan untuk menunjukkan kesamaan dengan teman sekelompoknya yang sama-sama gak pakai spion.
"Justru dengan dilepas kan malah repot kalau gak pakai spion, kalau belok harus noleh ke  belakang," lanjut saya.
"Itu pak  teman-teman sering ngejek sepeda motornya "amin-amin" kalau pakai spion sepasang," alasan murid yang lain.
"Ya sudah, Â saya doakan semoga kelak kalian punya mobil," kata saya.
"Amiiinn ............." Jawab mereka serentak.
"Tapi awas, jangan pernah pakai spion," lanjut saya.
"Ya gak mau pak, bahaya, kalau mau belok masak masih mau noleh ke  belakang, repot dan berbahaya pa," jawab mereka serempak.