Mohon tunggu...
Anang Susilowanto
Anang Susilowanto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas UPTD SDN Ketapang Barat 5

Membaca dan mencoba hal baru adalah hal yang mengasyikkan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Honorer Awal Karierku, Nyambi? Harus Itu, Marketplace? Gak Terlalu

15 Juli 2023   10:25 Diperbarui: 15 Juli 2023   10:29 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pertamakali  terjun ke dunia pendidikan sebagai guru honorer. Yah, pada waktu itu berdiri sebuah Unit Sekolah Baru (USB) yang membutuhkan tenaga TU yang bisa komputer dan guru BK. Jadilah saya yang lulusan S1 Psikologi sebagai guru BK juga diperbantukan   sebagai TU.

Dituntut masuk setiap hari dan menyetor berkas ke kantor dinas kabupaten yang berjarak 40 km adalah kewajiban yang harus saya jalani. Bukannya jalan lurus dan halus laksana jalan tol, tetapi jalan berlubang dan berliku yang harus ditempuh. Lelah? Tentu. Kata orang bijak di media sosial: semoga lelah menjadi lillah, kerja keras takkan menghianati hasil, Tuhan tidak pernah tidur dsb.

Dengan tanggung jawab yang begitu berat tadi tidak banyak juga honor dari pekerjaan itu. Selama 5 tahun dibayar 200 ribu tiap bulan. Cukupkah?

Untunglah saya punya usaha sampingan. Yakni menerima ketikan. Juga menyediakan perlengkapan komputer. Pada waktu itu belum ada toko yang menyediakan perlengkapan komputer. Jadi saya bersama seorang teman membaca peluang itu. Jadilah sebulan 2  atau 3 kali ke THR Surabaya berbelanja kebutuhan tersebut.  Hasil yang kami dapat? Gak banyak sih. Hanya setara dengan gaji PNS golongan IIIa rata-rata perbulannya.

Posisi saya pada waktu itu belum berkeluarga. Jadi dengan uang yang dihasilkan dari jasa ketik cukuplah untuk menabung. Sering bahkan membanto dana apabila di sekolah hendak mengadakan kegiatan. Sering juga mentraktir teman sesama guru honorer walaupun Cuma segelas kopi.

Betul juga kata orang bijak, kerja takkan pernah menghianati hasil.

Mulai menjadi guru honor mulai tahun 2008. Terjaring sertifikasi 2013. Terjaring inpassing 2020. Terjaring PPPK tahun 2021.

Dari pengalaman saya diatas,  juga sharing dari teman-teman bahwa seorang tenaga honorer apabila hanya mengandalkan honor yang ada tidak akan mencukupi. Maka dari itu seorang tenaga honorer harus bisa mencari penghasilan di luar jam dinas. Ada yang berprofesi sebagai supir, buka jasa katering, jualan pulsa, jualan online dan sebagainya. Kalau tidak ada sampingan? Ya wassalam ......

Ada teman bercerita, punya usaha khususnya jualan, hanya bisa dilakukan oleh orang yang tahan banting, tidak boleh putus asa, harus siap menyaingi dan disaingi.

Yang tak kalah  penting adalah teruslah berbuat baik kepada siapa saja karena kita tidak pernah tahu doa dari bibir siapa doa yang dikabulkan  Tuhan. Otomatis semakin banyak yang mendoakan kita semakin banyak peluang doa-doa tersebut dikabulkan Tuhan.

Marketplace bagi tenaga honorer? Saya rasa tidak terlalu penting. Biarlah mekanisme pasar yang bicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun