Sudah menjadi rutinitas setiap  hari, habis Dhuhur sekolah madrasah dan menjelang Maghrib pergi mengaji.  Tempat madrasahnya tidak  terlalu jauh  dari rumah,  hanya 10 menit an bersepeda. Demikian  juga tempat mengajinya, sekitar 5 menit an bersepeda. Yang membuat hati ini tenang, Ananda tidak perlu menyeberang jalan raya.
 Beberapa tahun bergaul dengan anak pondok (oh ya, tempat Nanda mengaji adalah sebuah pondok pesantren yang cukup ternama di daerah kami), tentunya membawa cerita yang lain kali akan saya posting disini.
Sebagaimana lazimnya dalam  hidup bermasyarakat, tentunya saya sebagai bagian dari massyarakat akan diundang kalau ada hajatan. Dan acarannya tersebut seringkali dilaksanakan pada habis maghrib yang  notabene bersamaan dengan jam mmengajinya.
Nah, tadi Nanda tidak mau ngaji karena ada hajatan di tempat teman akrabnya sambil  bilang, "Biar adik yang berangkat, enak ayah, berangkat undangan dapat pahala nasi, kalo adik berangkat ngaji gak dapat apa-apa."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H