Untuk kesekian kalinya, kita tersentak dengan kejadian yang memilukan. Kecelakaan lalulintas hampir tak henti-hentinya membuat kita sadar walau hanya beberapa saat. Kita tersadar tak kala korban jiwa melayang. Kita akan menyadari betapa pentingnya menciptakan ketertiban dijalan raya. Namun lagi-lagi itu akan berlalu ditelan waktu dan terlupakan. Kita akan kembali pada kebiasaan buruk yang jelas-jelas menyebabkan kecelakaan dan itu diangap hal sepele saja.
Kalau mau jujur Bangsa Indonesia yang terkenal sopan dan santun, sebenarnya terlena dengan pujian tersebut. Kita terlalu pede dan lupa diri bahwa saat ini pujian bangsa yang sopan dan santun itu hanya slogan semata.
Haqul yakin kita semua pasti merasakan betapa semrawutnya para pengendara dan pengguna jalan dalam beraktifitas di jalan raya. Dan kita pasti kesal , menggerutu tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya kita mengikuti gaya dan perilaku pada umumnya dijalan raya. Saling nyelip, tancap gas dan yang terpikir hanya cepat sampai ditujuan dan terhindar dari kecelakaan dan kemacetan.
Bila mengikuti kehendak secara emosional mungkin hal itu terkesan wajar, namun sebagai manusia beradab kita tentunya tidak ingin terjebak dengan hal-hal yang bersifat emosional. Kita mesti tetap sadar bahwa berkendaraan dengan wajar dan aman akan lebih baik dari pada mengikuti perilaku berkendaraan yang ugal-ugalan dan sembrono. Kita yakin kalau masing-masing individu mempertahankan berkendaraan yang wajar dan aman , maka akan menular kepada yang lain. Hal ini akan sama berhasilnya terhadap budaya antri yang kita terapakan dimasyarakat bertahun-tahun yang lalu.
Betapa malunya Bangsa Indonesia bila tertinggal jauh dari negara lain dalam hal adab berkendaraan yang aman. Malu ketika kita disebut sebagai bangsa yang sopan dan santun, namun adab dan perilaku dijalan raya jauh dari hal itu. Ingat perilaku dijalan raya adalah cerminan perilaku jiwa dan sifat kita sehari-hari dirumah dan lingkungan. Untuk itu mari kita menjadi " Pelopor Ketertiban Berlalulintas " saat ini juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H