Program Studi Indonesia merupakan bagian dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI). Program Studi Indonesia atau sering disebut juga Prodi Indonesia, tidak hanya sekadar pembelajaran yang berkaitan dengan pengetahuan dan kemahiran bidang bahasa, sastra, dan kebudayaan Indonesia dalam lingkup akademik, melainkan menitikberatkan pada pengembangan potensi kreatif dan inovatif mahasiswa/i di luar ranah akademik. Perlu diakui juga bahwasanya setiap mahasiswa/i memiliki jiwa kreatif dan keunggulan yang beragam. Memahami hal tersebut, Prodi Indonesia menciptakan wadah bagi mahasiswa/i untuk mengekspresikan diri dan mengembangkan bakat melalui pembentukan biro seni, sastra, dan media. Seluruh biro yang berkaitan dengan Prodi Indonesia, berstatus resmi di bawah payung Ikatan Keluarga Sastra Indonesia Universitas Indonesia (IKSI UI).
Apa pengertian dari biro itu sendiri?
Biro, dalam konteks perguruan tinggi, dapat diartikan sebagai organisasi atau komunitas yang bertanggung jawab dalam mengelola dan mengkoordinasikan beragam kegiatan di luar konteks akademik. Untuk memberikan gambaran lebih jelas, biro dapat dianggap setara dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berfokus pada pengembangan minat dan bakat. KBBIÂ menyebutkan bahwa biro juga dapat diartikan sebagai bagian dari instansi yang mengurusi suatu urusan.
Prodi Indonesia Universitas Indonesia memiliki empat biro unggulan yang sampai saat ini masih aktif berkarya, yaitu Sasina, Pagupon, Gaung, dan Kedisina. Semakin penasaran? Mari simak satu per satu biro-biro tersebut!
Pertama, dimulai dari biro seni Sasina, yaitu grup musik yang memusatkan perhatian pada musikalisasi puisi. Sasina didirikan pada 16 September 1996 dan sebelumnya bernama Barisan Musik Vokal (BMV). Memiliki tujuan utama untuk membina minat dan bakat mahasiswa/i IKSI UI, khususnya dalam bidang musik dan sastra. Sasina tidak hanya membuka kesempatan kepada mahasiswa/i untuk menjadi penyanyi dan pemusik saja, melainkan juga membuka kesempatan bagi yang tertarik menjadi manajerial.
Selama 27 tahun, Sasina telah melagukan 36 puisi dan 5 di antaranya telah rilis secara resmi di platform Spotify, SoundCloud, dan Youtube. Menurut para pendengarnya, lagu-lagu Sasina mampu memanjakan indra pendengaran dengan lantunan melodinya yang indah. Tentunya sama hal dengan prestasi Sasina yang tidak perlu diragukan, terbukti dari berbagai penampilan di panggung internal dan eksternal Universitas Indonesia, seperti UIARTX, Bincang Buku Kuliner Para Dewa Nusantara, ROMUSA (Romansa Musik & Sastra), Malam Puisi Lentera Kata Volume 7, Prawisuda FIB UI, Festival Buku Asia, Konser Sasina "SEKARLOKA", Konser Sasina "BUNGA MARANI", dan masih banyak lagi. Â
Kedua, biro Teater Pagupon. Awalnya, Teater Pagupon dikenal sebagai "Rumah Burung Dara" yang didirikan sejak tahun 1984 atas inisiatif salah satu dosen Program Studi Indonesia, yaitu Dr. M. Yoesoef, M.Hum. Teater Pagupon memberikan peluang bagi mahasiswa/i yang memiliki minat dalam dunia seni peran, termasuk menjadi sutradara, penulis skenario, pemain/aktor, bahkan tim kreatif. Tidak menutup kemungkinan juga, bahwa melalui Teater Pagupon mahasiswa/i memiliki kesempatan untuk membangun relasi dan memperdalam kemampuan dengan berbagai komunitas teater di luar lingkup kampus.
Sejak berdiri, Teater Pagupon telah sukses melaksanakan 105 pementasan. Di luar dari pementasan yang diselenggarakan sendiri, Teater Pagupon banyak menerima undangan dari pihak eksternal untuk tampil dengan menghadirkan beragam tema, seperti LUNTA, HASRAT: "Ambilkan Bulan, Bu", JANG TEROESIR, dan tentunya masih banyak lagi.