Sementara itu, ada pula nilai-nilai yang di masa lalu mungkin relevan, sekarang tidak relevan lagi - maka mesti ditinggalkan, bahkan dibuang jauh-jauh jika memang merugikan.
Buah Karya Bhagwati Charan Verma (1903-1981) ini aslinya dalam bahasa Hindi. Dalam bentuk cerpen yang diberi judul Prayashchita, Repentance atau Penebusan, tulisan ini berupa kritikan terhadap oknum ahli ..... yang kerap menganggap diri sebagai agen surga.
Berikut adalah retelling, jadi bukan terjemahan. Bukan pula ringkasan. Selain itu, mengingat, menimbang dan memperhatikan kondisi kita saat ini dimana kita tidak lagi memiliki keberanian untuk menoleh ke dalam diri, tidak siap melakukan Mulat Sarira Hangrasa Wani, Rumangsa Melu Handarbeni, Wajib Melu Angrungkebi - maka nama tokoh, tempat serta latar belakang cerita mesti saya rubah total supaya tidak menyebabkan ketersinggungan...
Demikian ceritanya...
Konon, di Suatu Kampung yang jauh dari keramaian kota, Hola tinggal bersama ibu dan isteri, yang sebut saja namanya Holi.
Hola dan Holi baru saja nikah. Tidak pakai acara bulan madu segala, karena tradisi itu memang tidak di kenal. Lagi pula, Hola tidak pernah paham apa arti kata bulan madu itu... bulan ya bulan, madu ya madu. Terus apa hubungannya dengan perkawinan?
Pendek cerita, Holi termasuk orang yang easy-go-lucky. Agak semrawut, tidak rapi, pelupa atau jenis tidak mau tahu. Apalagi setelah membaca buku-buku motivasi jenis "Jangan Membesarkan Hal-hal Sepele" - ia mulai menyepelekan segala hal.
Misal, perkara menyimpan susu dan lain sebagainya. Sembarang saja, tidak di tempatnya... Maka, kucing jalanan yang selama itu tidak memiliki atap, mulai keluar masuk rumah Hola seenaknya. Ia menganggapnya sebagai rumah sendiri. Soal pangan dan papan tidak menjadi masalah lagi berkat kelalaian Holi. Kalau sandang, memang si kucing bernama Kabri itu tidak perlu.
Omong-omong, dalam Cerita ini hanya nama Kabri, si kucing saja yang tidak saya ubah. Tidak perlu.karena namanya tidak mewakili kepercayaan mana pun jua. Siapa mau berurusan dengan kucing? Who cares? Jadi, biarlah Kabri tetap Kabri.
Nah, terjalinlah hubungan yang super romantis antara Kabri dan Holi. Kabri sangat menyayangi Holi yang sedemikian careless-nya sehingga ia tidak pernah kekurangan susu, makanan pokok kesukaannya. Sementara, Holi sangat membencinya, pasalnya ibunda Hola sudah mulai sering memarahinya, "Kamu ini bagaimana sih? Kenapa tidak menyimpan susu di tempatnya? Kenapa selalu di meja dapur, dimana si kucing jalanan itu bisa seenaknya minum. Sepertinya ada hubungan karma dari kelahiranmu di masa lalu dengan kucing jahannam itu..."
Tapi, apa daya? Holi tidak bisa merubah sifatnya, sekali careless tetap careless. Sementara itu, Kabri pun sama, sekali cinta tetap cinta. Bahkan, rasa sayangnya terhadap Holi bertumbuh pesat dan bertambah terus, "Mana ada nyonya rumah yang menyediakan susu diatas meja dapur setiap hari? Dia pasti isteri atau pacarku dalam kelahiran sebelum ini."