Produktivitas pertanian Kelompok Tani (Poktan) di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat melesat. Keberhasilan ini didukung oleh program Closed Loop Agribisnis Hortikultura yang diinisiasi oleh Kemenko Bidang Perekonomian yang dipimpin langsung oleh Airlangga Hartarto.
Salah satu petani asal Garut, Muhammad Herman Sugandi mengaku produktivitasnya melesat dan keuntungan yang didapat meningkat hingga 10-15 persen sejak bergabung dalam program Closed Loop. Hasil taninya bisa dijual dengan harga yang jauh lebih mahal daripada menjual ke tengkulak.
"Harganya jauh lebih mahal jika dijual ke off taker, beda dengan sebelumnya kan kami ke tengkulak. Itu harganya jatuh," ujarnya.
Selain itu, Herman menyampaikan terima kasih kepada pemerintah khususnya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto karena dengan adanya Program Closed Loop dapat membantu para petani di Garut untuk lebih sejahtera.
"Sejak bergabung, alhamdulillah saya bisa mendapatkan penghasilan lebih banyak. Saya dan petani lain di Garut sangat terbantu. Terima kasih Pak Menteri Airlangga atas perhatiannya," ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Pengurus dan pengelola Koperasi Petani Eptilu (Fresh From Farm), Dasep Darusalam menyebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah mampu menyinergikan stakeholder untuk menciptakan pasar modern bagi para petani di Cikajang Garut seperti Paskomnas hingga Eden Farm.
"Ini menjadi solusi karena permasalahan petani itu adalah harga fluktuatif, dan ketidakjelasan pasar. Kemenko (Perekonomian, red) khususnya Pak Menteri Airlangga menyediakan pasarnya," kata Dasep.
Dasep mengatakan program Closed Loop Agribisnis Hortikultura mendorong petani milenial untuk lebih mandiri dan memiliki pola tanam yang baik.
"Kalau saya lihat, Pak Airlangga telah menyediakan 'kolamnya' untuk petani tetap berkarya. Ini yang harus kita dukung dan implementasikan," ungkapnya. Â
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengapresiasi program Closed Loop Agribisnis Hortikultura di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Ia berharap hal ini bisa segera direplikasi di daerah-daerah pertanian di seluruh Indonesia.