Mohon tunggu...
Ananda Zenisyah Rahmadiah
Ananda Zenisyah Rahmadiah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa ilmu komunikasi

saya adalah seorang mahasiswa jurusan ilmu komunikasi di universitas Pamulang, tujuan saya masuk ilmu komunikasi untuk mengasah kemampuan komunikasi saya agar dapat lebih efektif dalam berkomunikasi dan saya tertarik pada dunia Jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Bahaya silent treament dalam komunikasi

30 Desember 2024   14:37 Diperbarui: 30 Desember 2024   14:49 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : pinterest https://pin.it/33Id6ddbg

Belakangan ini silent treatment menjadi topik hangat di media sosial, terutama di kalangan anak muda. Perilaku ini memicu perdebatan dimana sebagian orang berpendapat bahwa silent treatment adalah solusi terbaik untuk mengatasi konflik, sementara yang lain menganggapnya sebagai tindakan yang tidak konstruktif. Dalam ilmu komunikasi silent treatment sangat berkaitan dengan komunikasi non-verbal atau proses penyampaian pesan tanpa menggunakan kata-kata. Pesan ini bisa disampaikan melalui bahasa tubuh, ekspresi wajah, gestur, kontak mata, jarak, bahkan melalui penampilan fisik.

Silent treatment atau sering disebut "perlakuan diam" adalah bentuk komunikasi pasif-agresif di mana seseorang sengaja mengabaikan atau menghindari komunikasi dengan orang lain sebagai bentuk hukuman atau manipulasi. Meski terlihat sederhana dampak silent treatment terhadap komunikasi dan hubungan interpersonal sangat signifikan. Dalam ilmu komunikasi silent treatment bukan solusi terbaik dalam menyelesaikan suatu konflik, Sebaliknya silent treatment dapat menghambat komunikasi dan justru memperumit konflik dan dapat merusak hubungan. Silent treatment cenderung memperburuk suatu konflik dimana kedua belah pihak semakin sulit untuk saling memahami dan menemukan titik temu. Alih-alih menyelesaikan masalah, silent treatment justru mengubur masalah lebih dalam dan menimbulkan ketegangan yang lebih besar.

Silent treatment  memiliki dampak psikologis yang signifikan baik pada individu yang mengalaminya maupun pada hubungan interpersonal secara keseluruhan. Bagi yang menerima perlakuan ini, mereka sering merasa terabaikan, bingung, dan cemas, karena komunikasi yang terputus menimbulkan ketidakpastian tentang perasaan atau maksud dari sikap tersebut. Hal ini dapat mengarah pada penurunan harga diri, stres emosional, dan perasaan kesepian. Dalam jangka panjang, silent treatment dapat merusak kepercayaan dalam hubungan dan menghambat penyelesaian konflik. Pada tingkat yang lebih luas, jika dilakukan berulang kali, dapat mengarah pada ketegangan yang lebih besar dan bahkan berujung pada putusnya hubungan, baik itu dalam konteks pribadi maupun profesional.

Berikut contoh silent treatment, Rani dan dina sudah bersahabat sejak lama dan memutuskan untuk membangun bisnis bersama tetapi seiring berjalannya waktu bisnis tersebut tidak berjalan dengan lancar. Rani menyalahkan dina karena tidak memberikan kontribusi yang cukup untuk bisnis mereka. Rani menjauhi dina bahkan menghindari kontak dengan dina, sedangkan dina merasa bingung dan terluka dengan sikap yang diberikan rani. Silent treatment seperti ini dapat berdampak negatif pada hubungan persahabat mereka, dina merasa bingung dan terluka atas sikap rani, sedangkan rani mungkin merasa puas telah menghukum dina namun jikin situasi ini dibiarkan akan berdampak panjang pada hubungan persahabat mereka. Maka dari itu kedua nya harus melakukan komunikasi yang terbuka dan saling memahami perspektif masing masing dan mencari solusi terbaik bersama.

Silent treatment bukan solusi terbaik dalam menyelesaikan suatu konflik, Solusi terbaik dalam menyelesaikan suatu konflik atau masalah ialah dengan mengkomunikasikan secara terbuka, mengucapkan perasaan secara jujur dan mengungkapkan ketidak setuju dengan cara yang konstruktif tanpa menyalahkan atau menyerang pihak lain. Saat menghadapi konflik penting untuk tetap tenang mendengarkan dengan empati dan mencari solusi bersama membangun rasa saling pengertian dan menghargai pendapat dapat mengurangi kecenderungan untuk menggunakan silent treatment sebagai bentuk reaksi terhadap ketegangan serta memastikan bahwa Masalah dapat diselesaikan secara terbuka dan dewasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun