Kita sering menemukan ada orang yang cepat, cekatan dan terampil dalam waktu yang relatif singkat dapat menyelesaikan tugas, pekerjaan yang dihadapinya. Begitu pula sebaliknya banyak orang dalam menyelesaikan tugas, masalah yang dihadapinya membutuhkan waktu yang relatif lama. Bahkan ada pula yang lamban dan tak dapat menyelesaikan pekerjaannya. Salah satu faktor yang menentukan hal tersebut adalah taraf intelegensi orang tersebut.
Istilah intelegensi ini sudah menjadi bahasa umum bagi masyarakat, hanya saja sebagian masyarakat menamakannya kecerdasan, kecerdikan, kepandaian, ketrampilan dan istilah lainnya yang pada prinsipnya bermakna sama. Istilah intelegensi dapat diartikan dengan dua cara, yaitu:
a. Arti luas: kemampuan untuk mencapai prestasi yang di dalamnya berpikir memegang peranan. Prestasi itu dapat diberikan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti pergaulan, sosial, teknis, perdagangan, pengaturan rumah tangga dan belajar di sekolah.
b. Arti sempit: kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah yang di dalamnya berpikir memegang peranan pokok. Intelegensi dalam arti ini, kerap disebut "kemampuan intelektual" atau "kemampuan akademik".
Teori general inteligensi adalah teori yang terdapat pada semua aspek inteligensi secara umum, dengan tingkat tertentu dalam sejarah inteligensi dalam psikologi. Sebagai contoh, bakat tertentu yang didapatkan sejak lahir. Adapun karakteristik dari teori general inteligensi ini adalah :
- Berupa kemampuan umum yang telah dibawanya sejak lahir
- Bersifat konstan
- Digunakan dalam setiap kegiatan yang bersifat individu
- Jumlahnya berbeda pada setiap individu.
Sedangkan apakah yang dimaksud dengan multiple intelligence?
Multiple intelligence adalah kecerdasan ganda yang dapat dimaknai sebagai kemampuan seseorang untuk menyelesaikan suatu masalah. Kecerdasan itu meliputi daya pikir dan perkembangan kognitif.
Ada sembilan kecerdasan atau inteligensi (multiple intelligence), yaitu: inteligensi verbal/linguistik (linguistic intelligence), inteligensi logika/matematika(logical-mathematical intelligence), inteligensi spasial (spatial intelligence), inteligensi kinestetik-jasmani (bodily-kinesthetic intelligence), inteligensi musikal (musical intelligence), inteligensi interpersonal (interpersonal intelligence), inteligensi intrapersonal (intrapersonal intelligence), inteligensi naturalis (naturalist intelligence), dan inteligensi eksistensial (existential intellingence).
- Kecerdasan Verbal/Linguistik (Linguistic Intelligence)
- Kecerdasan linguistik yaitu kemampuan menggunakan kata-kata atau bahasa secara efektif, baik untuk mempengaruhi maupun memanipulasi. Kecerdasan linguistik lebih menekankan kecerdasan dalam mengolah kata, baik secara lisan maupun tulisan. Untuk itu seseorang yang kecerdasan linguistiknya terasah dengan baik akan menunjukan kesukaan dalam bermain kata.
- Kecerdasan Logika/Matematika(Logical-Mathematical Intelligence)
- Kecerdasan logika/matematika adalah keterampilan mengolah angka dan kemahiran menggunakan logika dan akal sehat. Kecerdasan logika/matematika merupakan aktivitas berhitung, dan penalaran sehingga kecerdasan ini menyukai aktivitas menghitung, memiliki kecepatan tinggi dalam menyelesaikan masalah matematika.
- Kecerdasan Spasial (Spatial Intelligence)
- Kecerdasan ruang adalah kecerdasan dalam menggambar dan bervisualisasi. Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk memvisualisasikan atau menciptakan gambar di dalam pikiran ataupun imajinasi seseorang. Orang-orang yang mempunyai kecerdasan ruang yang tinggi, biasanya disertai daya imajinatif cepat dan tepat.
- Kecerdasan Kinestetik-Jasmani(Kinesthetic Intelligence)
- Kecerdasan kinestetik-jasmani adalah kecerdasan seluruh tubuh. Dalam kehidupan sehari-hari kita memerlukan kecerdasan ini, misalnya: membuka tutup botol, memasang lampu, memperbaiki kursi yang patah, olahraga, dan lain sebagainya. Kecerdasan kinestetik-jasmani dapat dipahami juga sebagai kecerdasan keterampilan dalam menggerakkan anggota tubuh.
- Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence)
- Kecerdasan musikal adalah kemampuan mengubah atau menciptakan musik serta menjaga ritme. Kecerdasan musikal melibatkan kemampuan menyanyikan sebuah lagu, mengingat melodi musik, mempunyai kepekaan irama atau sekedar menikmati musik. Ciri-ciri anak dalam kecerdasan musikal antara lain anak suka dalam memainkan alat musik di rumah ataupun di sekolah, menyukai pelajaran musik dan menyanyi.
- Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence)
- Kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk memahami dan bekerja untuk orang lain. Kecerdasan ini melibatkan banyak hal, mulai dari kemampuan berempati, kemampuan memimpin, dan kemampuan mengorganisir orang lain. Ciri-ciri kecerdasan interpersonal pada anak antaranya adalah mempunyai banyak teman, suka bersosialisasi, banyak terlibat dalam kegiatan, berperan sebagai penengah jika temannya kelahi, berempati tinggi terhadap penderitaan orang.
- Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence)
- Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan menganalisis diri dan merenungkan dalam kesunyian dan menilai prestasi seseorang dengan perasaan yang terdalam. Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk memahami diri sendiri, kecerdasan untuk mengetahui siapa sebenarnya diri kita sendiri.
- Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence)
- Kecerdasan naturalis adalah kecerdasan untuk mengenal bentuk-bentuk alam di sekitar kita, seperti bunga, burung, pohon, dan lain sebagainya. Kecerdasan naturalis juga merupakan kecerdasan dalam memahami alam yang meliputi kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi flora dan fauna.
- Kecerdasan Eksistensial (Existential Intelligence)
- Kecerdasan eksistensial adalah kecerdasan yang berkaitan dengan kepekaan menghubungkan antara keberadaan diri dengan alam semesta. Kecerdasan ini juga merupakan kemampuan untuk menjawab persoalan-persoalan mendasar tentang keberadaan manusia. Kecerdasan eksistensial membantu siswa agar menyadari diri mereka akan keberadaan seperti arti kehadiran diri dalam keluarga, memahami segala kegunaan ciptaan Tuhan, tahu tujuan dalam mengikuti pelajaran.
Sekarang kita akan membahas tentang pengukuran intelegensi. Pengukuran intelegensi adalah prosedur pengukuran yang meminta peserta untuk menunjukkan penampilan maksimum,  sehingga pengukuran  inteligensi  dilakukan  menggunakan tes yang dikenal dengan tes intelegensi. Tes inteligensi awalnya dikembangkan oleh Sir Francis Galton.  Dia  tertarik  dengan  perbedaan  individu dari  teori  evolusi  Charles  Darwin.Â
Dilihat dari segi pelaksanaannya tes intelegensi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu tes individual dan kelompok. Termasuk dalam tes individual  adalah  skala  Stanford-Bi net  dan Wechler. Tes kelompok diberikan kepada sejumlah siswa  dengan  jawaban  tertulis.  Tes  ini pertama kali  digunakan  di  Amerika Serikat  selama  Perang Dunia  I  berupa  Army  Alpha  Test  dan  Army  Beta Test. Army Alpha Test igunakan untuk menyeleksi calon  prajurit  yang  dapat membaca, menulis  dan berbahasa  Inggris.  Army  Beta  Test  digunakan untuk menyeleksi  calon  prajurit  yang  buta  huruf dan  tidak  bisa  berbahasa  Inggris  (Abror,  1993:53 -- 57).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H