Mohon tunggu...
Ananda Yoga Yoga
Ananda Yoga Yoga Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa di Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Saya seorang mahasiswa S1 Universitas Atma Jaya Yogyakarta, saya adalah orang yang aktif, mudah berkomunikasi, dan menyukai tantangan. Saya tertarik dengan industri manajemen sumber daya manusia, dan karena itu saya ingin menguasai lebih jauh dengan mempelajari manfaat kompensasi dan manajemen talenta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Opini: Pentingnya Talenta Lulusan Gen-Z daripada Kompetensi

15 Juni 2024   14:00 Diperbarui: 26 Juni 2024   10:46 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://stock.adobe.com/search?k=competency+icon

Di Indonesia, dengan 70,72% penduduknya berada dalam rentang usia produktif (15 hingga 64 tahun), negara ini tengah menikmati bonus demografi yang diharapkan akan membawa Indonesia menuju masa emas pada tahun 2045. Saat ini, Gen Z (lahir antara tahun 1997 dan 2012) menjadi kelompok terbesar, mencakup 27,94% dari total populasi atau sekitar 74,93 juta jiwa. Pengaruh mereka bahkan lebih besar daripada generasi milenial, yang merupakan kelompok terbesar kedua dengan 25,87% dari populasi atau sekitar 69,38 juta jiwa.

Sebagian besar dari Gen Z telah memasuki usia produktif, dan sisanya akan segera bergabung ke dunia kerja dalam beberapa tahun mendatang. Sebagai generasi yang tumbuh setelah reformasi politik pada tahun 1998 dan dikenal sebagai generasi digital native, Gen Z memiliki sikap dan perilaku yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Memahami gaya hidup, pandangan, nilai-nilai, serta tujuan dan tantangan hidup mereka adalah kunci untuk membuka jalan menuju era keemasan Indonesia.

Namun, meskipun Indonesia sedang menuju era keemasan, ada tantangan berupa masalah kesehatan mental dan kecemasan yang harus dihadapi. Kecemasan adalah respons alami terhadap stres atau ancaman, dan dapat membantu menghadapi situasi menantang. Namun, kecemasan yang berlebihan dan berkepanjangan bisa berkembang menjadi gangguan kecemasan seperti gangguan kecemasan umum, gangguan kecemasan sosial, gangguan panik, dan fobia spesifik. Faktor genetik, lingkungan, dan psikologis dapat memicu kecemasan. Di era digital, kemajuan teknologi membawa kemudahan sekaligus meningkatkan prevalensi kecemasan akibat konektivitas terus-menerus, informasi berlebihan, dan tekanan untuk mempertahankan persona online. Mencari bantuan profesional sangat penting bagi mereka yang mengalami kecemasan berlebihan. Memahami penyebab dan gejala kecemasan, serta menggunakan strategi manajemen yang efektif, dapat membantu individu mengendalikan kecemasan mereka. Banyak sumber daya yang tersedia untuk mendukung mereka yang berusaha mengatasi kecemasan.

Penelitian tentang perhatian Gen Z Indonesia terhadap isu sosial-politik menunjukkan berbagai prioritas. Mayoritas (60%) mengidentifikasi ketidaksetaraan sosial dan ekonomi sebagai isu utama, diikuti oleh kesehatan mental dan kesejahteraan (51%), hak asasi manusia dan keadilan sosial (42%), akses pendidikan (34%), serta dampak sosial dari perkembangan teknologi (31%). Isu perubahan iklim, ketidaksetaraan gender, dan perubahan politik kurang mendapat perhatian, masing-masing hanya 25%, 12%, dan 11%.

Hasil ini bertentangan dengan pandangan global bahwa perubahan iklim adalah isu penting bagi Gen Z, yang populer berkat aksi aktivis Greta Thunberg. Rendahnya perhatian Gen Z Indonesia terhadap perubahan iklim bisa disebabkan oleh isu-isu lain yang lebih mendesak di negara berkembang. Misalnya, mereka lebih memprioritaskan dampak teknologi terhadap masyarakat, seperti otomasi yang berpotensi menggantikan pekerja manusia dan tantangan yang ditimbulkan oleh penggunaan media sosial yang luas.

Dalam beberapa tahun terakhir, otomasi dan media sosial telah menjadi perhatian signifikan bagi Gen Z. Dampak otomasi terhadap peluang kerja dan stres yang disebabkan oleh media sosial menjadi perhatian utama karena langsung mempengaruhi kehidupan dan masa depan mereka, sehingga mereka mungkin lebih memprioritaskan isu-isu ini dibandingkan perubahan iklim yang dianggap sebagai ancaman lebih jauh.

Gen-Z mendapatkan kritikan dan stereotip yang berlimpah dari generasi millenial dan generasi tua bahwa rekan-rekan Gen-Z sebagai pekerja yang malas dan komunikator yang kasar untuk menyarankan agar mereka menggunakan kesehatan mental sebagai alasan untuk menghindari memenuhi tanggung jawab mereka. Hal ini sangat kontras dengan stereotip yang ada dan keinginan sebenarnya Gen-Z di tempat kerja sangat mencolok. Di luar pemahaman mereka ekspektasi terhadap gaji dan tunjangan, Gen Z juga sangat mementingkan kepemilikan lingkungan kerja yang mendukung, positif budaya perusahaan, dan peluang karir kemajuan. Aspek-aspek ini sangat penting untuk kepuasan kerja dan pertumbuhan profesional mereka.

Talenta yang dimiliki Gen-Z banyak sekali dan beragam, namun yang perlu diketahui perusahaan harus mengetahui cara membuat talenta itu keluar dan dapat dimanfaatkan secara baik untuk keberlangsungan Perusahaan. Namun tidak banyak Perusahaan yang mengetahui taktik-taktik yang dapat dilakukan untuk mengeluarkan potensi yang ada pada rekan-rekan kerja Gen-Z yang ada di kantor maka dari itu ada cara yang dapat diterapkan perusahaan untuk mengeluarkan potensi-potensi itu dalam Gen-Z yaitu dengan menggunakan Talent Management. Talent Management adalah sebuah proses yang konsisten untuk menemukan, mencari, menarik, melibatkan, dan mempertahankan karyawan berkualitas tinggi, mengembangkan keterampilannya dan terus memotivasi mereka agar kinerja optimal. Talent Management ini bertujuan untuk menciptakan, mendeteksi, menangkap, dan mengidentifikasi karyawan khususnya Gen-Z yang berkinerja unggul untuk membantu menemukan kesadaran terhadap karyawan Gen-Z bahwa dirinya bernilai atau memiliki sebuah value yang nantinya value itu dapat bertahan lama.

Menciptakan talent melibatkan pengembangan kompetensi baik manajerial maupun teknis/fungsional. Kompetensi manajerial mencakup keterampilan seperti problem solving, leadership, dan communication, sedangkan kompetensi teknis/fungsional melibatkan keterampilan yang spesifik terkait pekerjaan seperti electrical engineering dan accounting skills. Selain itu, menyediakan program pelatihan yang berkelanjutan juga penting untuk pengembangan keterampilan karyawan. Kompetensi adalah sebuah pengetahuan, kemampuan, dan kontribusi yang dapat diukur untuk menentukan kesuksesan kinerja seseorang. Namun untuk Kompeten adalah sebuah response atau tanggapan individu atau sosial terhadap kewajiban untuk melakukan tugas dan kegiatan dengan baik.

Model kompetensi Iceberg, menggambarkan bahwa hanya sebagian kecil dari kompetensi seseorang yang terlihat dari luar, sementara sebagian besar tersembunyi di bawah permukaan. Model ini diibaratkan seperti gunung es, di mana bagian yang tampak di atas permukaan air hanyalah puncaknya, sedangkan bagian terbesar tersembunyi di bawah permukaan. Kompetensi yang terlihat, seperti pengetahuan dan keterampilan, adalah elemen yang mudah diobservasi dan diukur. Pengetahuan mencakup informasi spesifik yang dimiliki seseorang, sedangkan keterampilan adalah kemampuan praktis yang dapat dilihat melalui tindakan atau kinerja individu. Di sisi lain, kompetensi yang tidak terlihat mencakup sikap, nilai, motivasi, dan kepribadian. Sikap mengacu pada pandangan atau perasaan seseorang yang mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku. Nilai adalah prinsip atau standar yang mempengaruhi keputusan dan tindakan seseorang. Motivasi merupakan alasan dasar atau dorongan yang mempengaruhi tindakan seseorang, sedangkan kepribadian mencakup karakteristik atau sifat yang mempengaruhi cara individu berinteraksi dengan lingkungan dan orang lain. Model ini menekankan pentingnya memahami bahwa kompetensi yang lebih dalam, seperti nilai dan motivasi, seringkali lebih sulit untuk diukur tetapi sangat mempengaruhi kinerja dan perilaku individu dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penilaian dan pengembangan kompetensi dalam CBHRM tidak hanya harus fokus pada pengetahuan dan keterampilan yang terlihat, tetapi juga harus mencakup elemen-elemen yang tersembunyi di bawah permukaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun