Situbondo, sebuah kabupaten pesisir di Jawa Timur, memiliki kekuatan ekonomi yang besar dari sektor pertanian dan pariwisata. Produk unggulan Situbondo, terutama tembakau, menjadikannya sebagai salah satu daerah penghasil tembakau terbesar di Indonesia. Pada 2023, produksi tembakau di Situbondo mencapai lebih dari 10.000 ton dari lahan luas yang tersebar di berbagai kecamatan. Festival Kopi dan Tembakau yang diadakan setiap tahun oleh pemerintah daerah menarik perhatian baik nasional maupun internasional, memberi peluang bagi petani untuk memperluas jaringan dengan pembeli langsung.
Selain tembakau, sektor pariwisata juga menjadi daya tarik utama. Pantai Pasir Putih dengan pasirnya yang lembut menarik pengunjung sepanjang tahun. Taman Nasional Baluran, yang sering disebut "Afrika van Java," menawarkan pemandangan savana luas dan habitat alami yang memukau dengan fauna dan flora yang beragam. Di Desa Klatakan, Kampung Blekok menjadi daya tarik ekowisata, terkenal sebagai tempat konservasi mangrove dan rumah bagi ribuan burung blekok yang dapat dilihat di alam bebas.
Namun, meski kaya akan potensi, Situbondo masih memerlukan peningkatan dalam fasilitas kesehatan disana. Banyak warga yang lebih memilih pergi ke kota besar seperti Surabaya untuk mendapatkan layanan medis yang lebih memadai. Ke depan, pengembangan fasilitas ini akan menjadi kunci bagi peningkatan kesejahteraan warga seiring dengan berkembangnya sektor-sektor utama ekonomi Situbondo.
Jadi berdasarkan analisis saya, Situbondo merupakan kota dengan unsur Comparative advantage. Mengapa? karena kota ini memiliki komponen daya tarik khusus dari segi wisata alam, memiliki Taman Nasional Baluran dan Pantai Pasir Putih, sekaligus industri tembakau dan perikanan udang yang unik. Daya tarik komparatif tersebut berpotensi untuk menarik minat lokal maupun internasional karena baru sedikit yang menggunakan fasilitasnya. Faktor tersebut menjadi kekuatan dalam membentuk ekonomi lokal Situbondo pada umumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H