Mohon tunggu...
Ananda Shofwan
Ananda Shofwan Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Moch Shofwan Amrullah | Valar Morghulis, Valar Dohaeris

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mereformasi Paradigma dan Doktrin Empatisitas Melalui Ormawa

8 Agustus 2020   11:06 Diperbarui: 8 Agustus 2020   11:16 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dahulu nama besar kampus disebabkan oleh karena kehebatan mahasiswanya. Sekarang, mahasiswa ingin hebat karena nama besar kampusnya". Pidi Baiq, Penulis

Sebuah ungkapan komparasi yang berasal dari pemkiran sastrawan Indonesia, penulis novel Dilanku 1990-1991 sebagai gambaran ironitas mahasiswa era saaat ini yang perlu menjadi evalasi bagi mereka dan kita. Jika menilik kehidupan mahasiswa tempo dulu, kita akan mendapati bahwa semuanya berkisah tentang perjuangan atas penderitaan rakyat dan idealisme.

Berbeda dengan kisah mahasiswa periode ini yang mereka lebih senang menjadi suksesi para kapitalis dan berorientasi pada kesuksesan pribadi, tanpa memikirkan kehidupan orang lain. Maka tak heran jika banyak kita jumpai mahasiswa yang memiiki apatisme terhadap sesama yang kadarnya sangat tinggi.

Usai era reformasi hingga sekarang, jika kita cermati bersama lebih jeli, telah terjadi norosis masa yang cukup signifikan dalam kehidupan mahasiswa, aksi-aksi mahasiswa terkesan kehilangan comon enemy.

Solidaritas gerakan mahasiswa semakin mencair kedalam ke-akuan oganisasi masing-masing. Meskipun tak dapat dipungkri masih ada beberapa organisasi yang tetap konsisten menjadi corong kepentingan rakyat dengan tetap melakukan aksi-aksi sosial masyarakat.

Mahasiswa merupakan harapan terbesar bagi masyarakat, sebagai agen social of change, manusia potensial yang diharapkan mampu mengmplementasikan kemampuan keilmuanya dalam akselerasi perubahan masyarakat kearah peradaban yang lebih baik.

Agent of change, ya sebuah romantisme politis antara mahasiswa dengan kaum marginal sebagai social control terhadap kebijakan-kebijakan penguasa yang merampas dan menindas hak rakyat. Paradigma inilah yang harus ditumbuh kembangkan kembali oleh mahasiswa-mahasiswa saat ini. Siapa yang memiliki peranan penting dalam hal demikian? Sudah menjadi hal tentu adalah organsasi kemahasiswaan yang bernaung dikampus, organisasi mana? Semua organisasi kampus harus memiliki peranan itu.

Ironi saat ini adalah pengingkaran pada salah satu tridharma perguruan tinggi, yakni pengabdian masyarakat (tridharma ketiga). Institusi kampus telah banyak mengimplementasikan pendidikan dan pengajaran (tridharma pertama) serta penelitian dan pengembangan (tridarma ke dua) didalam maupun diluar kampus.

Namun sayang, prihal pengabdian masyarakat (tridharma ke tiga), institusi kampus tidak terlalu memprioritaskan demikian, padahal ketiga tridharma tersebut harus dijalankan dengan porsi yang sama pentingnya. Maka disinilah peran dan fungsi aktif sebuah organisasi mahasiswa, menjadi pengambil bagian dalam implementasi pelaksanaan tridharma ketiga, pengabdian masyarakat.

Setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh organisaasi mahasiswa harus berafiliasi pada peningkatan kesadaran mahasiswa atas kehidupan sosial bernegara. Tidak sekedar mengayomi keluarga maasiswa, namun aktif dalam memperjuangkan hak dan membangun masyarakat. Hal inilah yang seharusnya menjadi fundamental dalam berorganisasi mahasiswa.

Organisasi mahasiswa harus mampu menyadarkan tipikal mahasiswa kupu-kupu yang selalu mendewakan IPK sebagai tolok ukur kesuksesan. Hal ini perlu dilakukan sebagai bentuk peran organisasi dalam mengurangi dampak pragmatisme kelak ketika mahasiswa tipikal kupu kupu ini berinteraksi dan hidup dalam masyarakat.

Organisasi mahasiswa harus mampu memberikan dorongan dan motivasi kepada kelompok mahasiswa cheer learder (sejenis mahasiswa ynag senang meramaiakan , turut aktif menyemarakkan kegiatan, namun masih alergi ketika dipercaya untuk mengemban amanah kepengurusan dalam sebuah event dan kegiatan sosial keorganisasian) untuk mereka dapat berpartisispasi dalam kepengurusan.

Organisasi mahasiswa juga harus mampu menjaga dan mempertahankan mereka mereka yang peduli dan memiliki kepekaan terhadap kondisi sosial bermasyarakat.

Selain peranan tersebut, organisasi mahasiswa harus mampu merubah paradigma berfikir dan memberikan doktrin empatisitas terhadap kehidupan bermasyarakat kepada mahasiswa, serta menumbuhkan pemikiran bahwa organisasi mahasiswa merupakan tempat bernaung dikampus yang paling tepat untuk menjadi obat bagi demam yang sedang dialami oleh para mahasiswa dimasa kini.

"Bila kaum muda yang telah belajar disekolah dan menganggap dirinya teralu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul, dan hanya memiliki cita cita sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali" Tan Malaka, Bapak Republik bangsa Indonesia

Penulis : Moch Shofwan Amrullah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun