Saya adalah penggemar dan pendukung utama klub asal Catalonia, FC Barcelona. Namun, sebegai penggemar yang disebut Cules, saya tidak terlalu suka dengan kepindahan Philippe Coutinho. Saya bukan tidak menyukai sang anak betalenta dari Brasil, bahkan sangat menyukainya. Coutinho adalah alasan dibalik saya menonton setiap pertandingan Liverpool di Liga Inggris.Â
Bak Kopites, sebutan penggemar The Reds, saya sangat sedih ketika pukul 03.00 dini hari menyadari kesepakatan antara Coutinho dan FC Barcelona sampai pada titik termanis.
Philippe Coutinho Correira lahir di Rio Janeiro, Brasil, 12 Juni 1992. Â Coutinho pertama kali mulai bermain sepakbola ketika berumur 7 tahun. Ia mengikuti kakak laki-lakinya Cristiano dan Leandro ke lapangan sepakbola di daerahnya, di mana ia pertama kali mulai bermain futsal. Lantas dengan keterbatasan ruang dan kebutuhan akan keterampilan, Coutinho kecil tumbuh subur.Â
Setelah bergabung dengan akademi sepak bola lokal atas desakan nenek teman-temannya, ayahnya kemudian didekati oleh pelatih muda di Vasco da Gama, di mana dia menghadiri serangkaian uji coba dan bergabung dengan mereka. (en.wikipedia.org)
Keterampilan Coutinho berkembang dan dipanggil ke tim sepak bola Brasil di bawah usia 15 tahun. Ia lantas membuat debut seniornya untuk Brasil pada tahun 2010 pada usia 18 tahun. Dia telah membuat lebih dari 30 penampilan dan mewakili negara ini pada Copa Amrica 2015 dan Copa Amrica Centenario.
Pada bulan Juli 2008, pada usia 16 ia dibeli oleh raksasa Italia Internazionale seharga 8,80 juta Euro (transfermarkt.com). Namun, Coutinho tetap di Vasco dengan status pinjaman selama dua tahun karena pemain asing dilarang bermain sepak bola profesional di Italia sampai mereka berusia 18 tahun (ia baru menjadi pemain Inter di tahun 2010 saat usianya genap 18 Tahun) Pada tahun 2009, ia membantu Vasco memenangkan gelar Serie B dan meraih promosi. Pada tahun 2010, ia membuat 31 penampilan dan mencetak 5 gol di semua kompetisi saat ia membuktikan dirinya sebagai pemain tim utama.
Di Inter, dalam 47 penampilan, Coutinho mencetak 5 gol dan 4 asis. Pria berumur 25 tahun tersebut jugapernah menjadi pemain Espanyol ketika dipinjamkan di musim 2011/2012. Pada tanggal 26 Januari 2013, Liverpool yang sat itu diarsiteki Brendan Rodgers menyetujui biaya 13 juta Euro  dengan Internazionale untuk Coutinho. Dan yang selanjutnya kita mengetahui bersama.
Countinho dikabarkan juga sangat ingin hijrah ke Camp Nou sejak Juni 2017 ketika pertama kali klub Barcelona itu menyatakan tertarik dengannya, namun Klopp masih bisa menahan kepergian anak emas nya tersebut. Apa daya seorang Jurgen Klopp yang pada akhirnya harus merelakan (pada akhirnya) the littlle magician hengkang. Countinho pergi dengan harga transfer 120 juta euro. Fantastis.
Sangat wajar jika anak muda ini menginginkan gelar. Akan sangat baik jika ia meninggalkan fabulous four nya (sebutan untuk Firmino, Coutinho, Mane dan Salah) demi bermain dengan Lionel Messi, Luis Suarez dan Dembele. Sangat pantas jika talenta berbakat sepertinya meraih belasan gelar yang akan semakin mengukuhkan namanya sebagai pesepkbola profesional yang bukan tidak mungkin akan meraih gelar Ballon d'Or (walaupun harus menunggu Messi dan Ronaldo pensiun).
Tetapi, apakah yang diinginkan Coutinho hanya gelar dan kucuran gaji yang tinggi? Bukankah Liverpool juga bisa untuk sekedar menaikkan gajinya? apakah Melwood dan kota Liverpool kurang nyaman baginya?Â