Mahasiswa dan Mahasiswi Kuliah Kerja Mengabdi - Reguler Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang) di Desa Plaosan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang berpartisipasi aktif dalam kegiatan Imunisasi Polio dan Stunting Anak Usia Dini yang dilaksanakan di delapan dusun di Desa Plaosan, yakni Patuksari, Sundan Timur, Sundan Barat, Sumberkerto, Sumberkajar, Plaosan Tengah, Plaosan Selatan, Plaosan Utara.
Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini merupakan tim kesehatan gabungan yang dibentuk dari mahasiswa fakultas kedokteran dan fakultas SAINTEK dari tiga kelompok yang mengabdi di Desa Plaosan, yaitu kelompok 237, 238, dan 239. Mereka mengikuti kegiatan imunisasi keliling ini sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh Posyandu. Kegiatan ini dilaksanakan di pagi hari pada pukul 08.00 WIB di rumah warga.
Menurut Nadaa, salah satu anggota tim kesehatan tersebut, kegiatan imunisasi ini sangat bermanfaat dan penting bagi Ibu dan anak sehingga sangat perlu untuk dilakukan karena selain memberi imunisasi pada anak, kegiatan ini juga membantu ibu dalam mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak. "Itu bisa diketahui melalui tindakan yang dilakukan oleh posyandu, misalnya ukur lengan atas, lingkar kepala, tinggi badan, dan berat badan," tuturnya.
Tim kesehatan dan Posyandu juga telah melakukan penyuluhan pada Ibu-ibu di beberapa dusun terkait pencegahan stunting, tumbuh kembang anak, dan penambahan makanan bergizi sehingga anak-anak dapat terhindar dari stunting. "Satu pelajaran yang paling aku rasakan dampaknya dari kegiatan ini adalah sosialisasi dengan para bidan, anak, dan ibunya. Aku juga belajar ilmu parenting dari melihat tindakan Ibu pada anaknya, seperti bagaimana cara mereka dalam membujuk anaknya agar berani dan tertip ketika imunisasi. Aku juga belajar bagaimana bermasyarakat dengan mengetahui bahwa karakter setiap orang itu berbeda-beda, ada yang mudah didekati dan ada yang tidak," ujar Nadaa terkait manfaat dan pelajaran yang ia ambil selama berpartisipasi dalam kegiatan imunisasi tersebut.
Nadaa menyatakan terdapat beberapa pengalaman unik selama ia mengikuti kegiatan imunisasi, seperti menangani anak yang gumoh (muntah), takjub dengan keberanian bayi, mengecek perkembangan janin pada perut ibunya. Menurutnya, kegiatan imunisasi polio dan stunting berjalan lancar yang dimulai dengan absensi, pengukuran tinggi dan berat badan anak, pemberian vaksin, dan pemberian gizi tambahan seperti biscuit, susu kedelai, telor, dan kacang hijau. Nadaa juga mengaku bahwa ia dan teman se-timnya mendapat bagian yang berbeda dalam partisipasinya di kegiatan tersebut. Ia ikut mengukur tumbuh kembang anak sedangkan temannya yang lain terlibat dalam pemberian vaksin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H