Adanya pelestarian adat yang diadakan oleh suku gayo yang ada di Aceh Tenggara sangatlah baik dilakukan, karena untuk mengingatkan tingginya adat yang ada kepada muda mudi agar tetap meninggat adatnya, para petinggi adat dari suku gayo tersebut meminta para muda mudinya lah yang turun langsung dalam adat tersebut, seperti saman yang dilakukan oleh seberu belagar dan tari bines yang dilakukan oleh seberu bujang gayo tersebut.
Lantas bagaimana dengan pelestarian budaya adat alas yang ada dalam suku asli Aceh Tenggara ini? Para pemuda pemudi adat alas asli juga mungkin kebanyakan sudah enggan dalam melestarikan budayanya sendiri, dilihat dari sudah jarang adanya terselenggara acara perkenalan budaya yang ada di Aceh Tenggara kita tercinta ini, adapun terselenggara sudah kurang minat dalam turut serta dalam hal adat seperti itu, karena sudah tidak tertanam budaya dan adat alas yang ada didalam diri muda mudi tersebut. Sungguh miris keadaan adat jika tidak ada yang akan mengembangkan adat tersebut.
Sebagai pemuda pemudi asli alas, seharusnya kita lebih peka akan permasalahan yang sedang timbul dalam berbudaya ini, jikalau bukan kita penerus adat dan budaya, adat dan budaya itu pasti hilang sendirinya termakan oleh jaman yang amat pesat berkembang, dengan bantuan praktisi budaya dalam menamkan kepada masyarakat khusunya muda mudi dalam melestarikan adat budaya alas. Ketika budayamu telah hilang, maka bersiaplah untuk kehilangan identitas daerah tersbut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H