pendidikan tidak akan ada habisnya. Mulai dari kurikulum yang berubah, cara mengajar di setiap generasi yang berbeda, hingga tantangan di era digitalisasi. Sebagian orang menganggap bahwa mengajar adalah hal yang mudah, dan banyak stigma di masyarakat yang sudah turun-temurun menganggap profesi guru tidak menjanjikan.
Berbicara tentang duniaNamun, mengajar bukan sekadar profesi. Mengapa saya berbicara demikian? Karena saya, sebagai guru, sungguh merasakannya. Mengajar adalah seni yang memadukan pengetahuan, kreativitas, dan kepedulian. Semua itu akan menjadi seni yang indah dan sempurna ketika didasari oleh passion -- gairah yang tujuannya untuk membimbing dan menginspirasi.
Dalam dunia pendidikan yang terus berevolusi, menemukan dan menjaga passion menjadi kunci untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan berkesan. Bagaimana jika tidak ada passion? Bukankah mengajar hanya akan menjadi asal-asalan dan tidak bermakna? Bahkan bisa dibilang hanya menyampaikan materi saja tanpa ada ruhnya.
Seni mengajar bisa berkembang melalui inovasi dan kreativitas. Seorang guru yang passionate akan selalu mencari cara-cara baru untuk menyampaikan materi, melibatkan siswa, dan menciptakan pengalaman belajar yang mengesankan serta menyenangkan, dengan memanfaatkan teknologi dan aplikasi online untuk mendukung pembelajaran.
Namun, inovasi tidak selalu harus menggunakan teknologi. Terkadang, metode sederhana seperti tutor teman sebaya bisa menjadi sangat efektif. Misalnya, dalam pelajaran Bahasa Inggris, alih-alih hanya guru yang mengajarkan dan mempresentasikan, kita bisa membagi kelompok dan mengajak murid yang dirasa sudah cakap dan mampu untuk membantu menjelaskan.
Saya mengajar di setiap kelas yang berbeda, dan semua memiliki dinamika yang berbeda. Setiap siswa memiliki gaya belajar unik. Tentu saja, kita harus terus beradaptasi dan melakukan perubahan terus-menerus. Perjalanan menemukan passion dalam dunia pendidikan adalah proses yang berkelanjutan, seperti siklus yang berputar. Setiap hari di ruang kelas membawa tantangan dan peluang baru untuk mengasah seni mengajar kita.
Sebagai pendidik, saya pernah mengajar di tempat les yang pembelajarannya informal. Memang tak begitu banyak perbedaan antara pendidikan formal dan informal. Kita tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga menginspirasi, memotivasi, dan membentuk masa depan.
Seringkali beberapa orang melupakan bahwa setiap guru memiliki "karya seni" unik dalam cara mengajarnya. Jika murid saja memiliki perbedaan dengan gaya belajar, begitu pun guru. Teruslah mengeksplorasi, berinovasi, dan yang terpenting adalah menemukan passion kita.
Apakah saya sudah mencintai profesi ini? Hmm... Pertanyaan ini mungkin perlu dijawab oleh setiap guru secara personal. Yang pasti, mencintai profesi guru adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir. Setiap hari kita belajar untuk lebih mencintai apa yang kita lakukan meski beberapa hal tidak menyenangkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI