Mohon tunggu...
Ananda Puspakartika
Ananda Puspakartika Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Teaching, Traveling, and Journaling

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Ibu Pertiwi

17 Juli 2023   11:49 Diperbarui: 17 Juli 2023   12:17 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Matahari terbit dari timur seperti biasa

Masih harus berlari menuju hari yang berulang-ulang

Berawal dari langit gelap hingga terang benderang

Kawah, belerang, bibir jurang, dan bayang-bayang

Ijen dengan sejuta pesona

Pepohonan nampak tak renggang

Sayangnya, beberapa orang acuh tak acuh

Menjadi berkurang jika sekarang tak dijaga

Membangkang saling serang dan curang

Bumi pertiwiku

Terhipnotis dengan keelokkan nya

Gerobak-gerobak berjajar sepanjang jalan

Menjadi mata pencaharian demi mengais rezeki

Tak lelah berucap dan menawarkan apakah hendak menaiki?

Nyanyian ilalang membisiki telinga

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Berlalu lembut, sepoi angin menghiasi seluruh penjuru

Berhenti sejenak, merenungi nikmat Allah

Baca juga: Terpikat

Dengan lebih peka keadaan sekitar,  akan banyak yang terungkap

Barisan, rentetan, runtunan  kejadian,

Terlihat, terkenang, untuk kita yang terlupa biar terlupa, berlalu begitu saja


Baca juga: Dimensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun