Mohon tunggu...
Ananda Nur Azahra
Ananda Nur Azahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Zahra

Mahasiswa di Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Implementasi Sosiologi Lingkungan pada Bulkstore

4 Juni 2021   11:00 Diperbarui: 4 Juni 2021   11:31 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: greeneration.org

Pada dasarnya manusia ialah satu-satunya pelaku yang menciptakan dampak sosial dan lingkungan bagi dirinya sendiri. tak sadar pula dampak yang tercipta dari aktivitas manusia ini kemudian berarah negatif yang tentu berpotensi membahayakan keberadaan mereka utamanya jika dilihat dari segi kelingkungan. Pada konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang lingkungan manusia yang diselenggarakan pada 1972 dan jauh sebelum itu pada pengesahan Undang-Undang Kebijakan Lingkungan Nasional 1969 dan perayaan hari bumi tahun 1970 tentulah sebagai gambaran atas kenyataan lingkungan manusia yang sudah memperihatinkan. 

Maka dari itu, fakta ini banyak menarik perhatian para sosiolog untuk menambahkan ilmu sosiologi yang memiliki spesifikasi kajian tentang lingkungan. Adapun penulisan jurnal ini memiliki tinjauan yang mengarah pada deskripsi kemunculan sosiologi lingkungan serta menggambarkan karakteristik penting mengapa diperlukan spesialisasi yang lebih spesifik mengenai tinjauan lingkungan dalam perspektif sosiologi. Tak hanya itu, tinjauan ini pun menjabarkan historia singkat mengenai perkembangan dari sosiologi lingkungan yang mana disiplin kajian ini relatif baru daripada cabang ilmu sosiologi lainnya. (Catton & Dunlap, 1978)

Menurut (Dunlap & Catton, 1979) masalah dan  kendala yang muncul dalam lingkungan utamanya adalah lingkungan fisik tentu memiliki kontribusi negatif yang berimbas pada ketidaknyamanan melakukan aktivitas masyarakat. Tahun 1976 sebuah asosiasi sosiolog Amerika (ASA) merancang sebuah studi masalah sosial sebagai permulaan dalam bagian dari studi sosiologi lingkungan. 

Gagasan tentang studi sosiologi lingkungan juga diimbangi dengan melahirkan paradigma baru dalam khazanah ilmu pengetahuan sosiologis yang diberi nama NEP. Para sosiolog pun merasa bahwa dengan melahirkan sebuah paradigma yang terkesan spesial pada studi masalah lingkungan dapat mengubah asumsi lama yang mendefinisikan realitas sosial bagi masyarakat. Tak hanya itu, NEP dianggap mampu berkontribusi secara visioner tentang kondisi sosial yang kontemporer serta kondisi sosial di masa depan secara lebih baik jika dibandingkan dengan perspektif sosiologi sebelumnya.

Dewasa ini, terdapat gaya hidup yang dilakukan sebagian masyarakat yang berupaya untuk meningkatkan kembali kelestarian alam dengan berpinsip pada zero-waste. Secara sederhana, gaya hidup zero waste akan memanfaatkan barang dengan secara maksimal tanpa menghasilkan produksi sampah. Gaya hidup ini kemudian merambah pada aspek ekonomi dengan sebuah inovasi pada konsep toko yang berbasis zero waste yakni bulkstore atau toko isi ulang. 

Adapun produk yang diperjualbelikan pada bulkstore biasanya merupakan kebutuhan harian masyarakat seperti shampoo, sabun, minyak, sabun pencuci baju, sikat gigi, sabut pencuci piring, dan lainnya. Tak hanya berupaya untuk meminimalisasi produksi sampah, bulkstore juga menawarkan berbagai produk yang diproduksi secara alami dengan bahan yang alami mulai dari proses produksi hingga proses pengemasan seperti mengindari pemakaian kemasan plastik.

Menurut (Selvia, 2021) adanya toko yang berbasis zero waste seperti bulkstore sebenarnya ditujukan untuk mengedukasi masyarakat dalam perubahan gaya hidup yang lebih memerhatikan ekosistem lingkungan serta mendukung UMKM sebagai komunitas lokal. Adapun dalam proses transaksi yang dilakukan didalam bulkstore terbagi menjadi 5 langkah diantaranya tare yakni konsumen yang datang ke toko dan melakukan penimbangan atas wadah atau tempat yang dibawa sebagai wadah bawaan. 

Kemudian fill yang merupakan pengisian produk yang akan dibeli kedalam wadah konsumen, setelah barang diisi maka konsumen akan melakukan label yakni proses pencatatan total belanja yang dihitung melalui timbangan berat belanjaan produk. Terakhir, konsumen melakukan pay atau pembayaran atas produk yang telah dibeli (Ardiyatna, 2021)

Fenomena bulkstore sebagai inovasi masyarakat yang bergaya hidup zero waste tentu sangat akan menguntungkan ekosistem alam. Dengan adanya bulkstore, masyarakat akan mulai teredukasi bahwa sudah saatnya manusia melakukan perubahan pada gaya hidup yang lebih peduli dengan alam. Dalam sosiologi lingkungan, aktivitas manusia utamanya pada aspek konsumsi dengan skala makro dapat memberikan dampak yang cukup serius bagi lingkungan secara global. 

Fenomena bulkstore merupakan bentuk aktivitas manusia yang didasari dengan kesadaran akan menjaga lingkungan dan alam. Bulkstore hadir memberikan edukasi dan pengalaman bagi para konsumennya untuk terus bersinergi menjaga kelestarian alam dan mengurangi dampak serius dari aktivitas eksploitasi lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun