Mohon tunggu...
Ananda Nabilah
Ananda Nabilah Mohon Tunggu... Pelajar -

Imagine this world as a paper, write on it!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kacamata Sandiwara - Cermin Hidup

20 Desember 2018   14:10 Diperbarui: 20 Desember 2018   14:16 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
diolah dari unsplash.com

Ku berkaca, tak sama
Tak lagi sama
Ku bertatap, berbeda
Tak lagi selaras

Kucoba selami lautan realita
Tetapi ku terseret masuk kedalam derita
Imajinasi, ekspektasi
Menggerus akal, nurani dan naluri 

Memanahlah ke arah hidup yang semu
Tak kan ada darah yang kan mengotori siluet abu-abu

Dan tanpa kusadari, kaki telah berpijak terlalu dalam
Menyisakan aku yang terhuyung mencoba memekik tanpa suara
Bercak, menampik bekas luka yang jelas kau rajut


kenangan, bisa apa dia?
Hanya diam memaku, meninggalkan dirimu yang harus mengindahkan rantainya


Apa salah punya mimpi?
Huruf tak kan berbohong, dan suara kan menjadi bukti. 

Maret, 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun