Digital News Report 2021 – Reuters Institute telah mengunggah laporan global terkait perkembangan media digital di dunia. Laporan yang dilakukan oleh Reuters Institute pada tahun ini ada 46 negara di enam benua, dan di tahun 2021 ada enam negara yang baru dimasukkan kedalam Laporan mereka, yaitu Kolombia dan Peru (Amerika), India, Indonesia, dan Thailand (Asia Pasifik), dan Nigeria (Afrika).
Untuk pertama kalinya negara kita Indonesia masuk kedalam sorotan Digital News Report ini, dengan alasan yaitu tingkat penetrasi internet di Indonesia pada tahun ini mencapai sebanyak 71% dari total sekitar 276 juta penduduk. Laporan yang sama dilakukan pada tahun sebelumnya juga memasukkan beberapa negara di Asia Tenggara seperti Singapura, Filipina, dan Malaysia, dan untuk Asia Pasifik antara lain ada Hong Kong, Australia, Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan.
Dalam ringkasan penelitian tersebut perhatian terkait masalah misinformasi atau ketidaksengajaan menyebarkan hoax meningkat di berbagai negara, namun yang tertinggi terjadi di negara Brazil yaitu sebesar 82%, sementara yang terendah pada negara Jerman, yaitu 37%.
Diungkapkan bahwa para pengguna media sosial lebih mudah terpapar dengan misinformasi terkait dengan masalah Covid-19 daripada mereka yang bukan pengguna media sosial tersebut. Disebutkan juga dalam laporan ini bahwa Facebook dilihat sebagai kanal utama yang dimanfaatkan untuk menyebarkan berita palsu itu, namun aplikasi percakapan seperti WhatsApp dirasakan sebagai problem besar seperti terjadi di Brasil dan Indonesia.
Dalam laporan tentang Indonesia, disebutkan sejumlah hasil survei yang menggambarkan pola konsumsi media cetak, radio dan televisi, di mana empat teratas adalah: TV One, Metro TV, Kompas, dan CNN. Sementara untuk online media urutan dari sisi konsumsi: Detik.com, Kompas.com, CNN.com, dan Tribunnews online.
Jika dilihat dari sisi sumber berita, media daring termasuk media sosial menjadi sumber utama berita untuk publik sebanyak 89%, sementara TV dikonsumsi 58% publik, sedangkan media cetak tinggal dikonsumsi oleh 20% anggota masyarakat.
Yang menarik, kepercayaan publik terhadap berita, hanya sebesar 39% saja, dan ini tergolong rendah. Sementara kemauan masyarakat untuk membayar demi mengonsumsi berita hanya 19%.
Jika dilihat dari brand atau merek yang dipercaya dalam hal pemberitaan empat peringkat teratas adalah: CNN, Kompas, TVRI, dan Detik.com.
Setelah membaca data-data di atas banyak agenda atau pekerjaan rumah yang masih harus dibereskan oleh media-media di Indonesia.
Harus diteliti lebih jauh mengapa hal ini terjadi? apakah karena mitos yang dipercaya masyarakat bahwa sesuatu yang ada di dunia maya adalah gratis, ataukah karena memang produk jurnalistik yang dihasilkan tidak sedemikian berbeda sehingga orang pun malas berlangganan atas produk yang biasa-biasa saja.
Membaca Digital News Report ini memang harus hati-hati karena laporan ini hanya memberikan gambaran umum atas kondisi Indonesia, karena penelitian yang khusus melihat kondisi Indonesia akan memberikan data yang lebih kaya dan kontekstual untuk kondisi Indonesia.