Bekasi - Bahan pangan merupakan bahan primer yang harus dimiliki setiap rumah tangga agar tetap bertahan hidup. Dampak kenaikan harga pangan yang terjadi sebulan belakangan ini berdapak terhadap penjual sayur maupun usaha warung makan yang mengakibatkan berkurangnya pendapatan.
Sebelumnya pernah terjadi kenaikan harga pangan mulai dari sembako saat menjelang puasa. Salah satu penyebab terjadinya kenaikan bahan pangan ini sudah berlangsung selama 1 bulan diakibatkan karena faktor alam yang tidak menentu saat ini ditambah dengan adanya harga kenaikan harga BBM yang mempengaruhi transportasi dalam distribusi bahan pangan seperti yang dikatan Wariyadi selaku penjual bahan pangan . "Ini naik kan karena faktor alam di beberapa daerah selain gagal panen ada beberapa faktor lain seperti cuaca yang kurang bagus dan sekarang transportasi juga bertambah karena bahan bakar naik" Ujarnya. (11/06/2022)
Dengan adanya peristiwa ini, mengakibatkan pendapatan para penjual bahan pagan mengalami penurunan dan berkurangnya daya tarik pembeli hingga menyisakan bahan pangan yang tersisa karena tidak habis terjual karena masyarakat saat ini lebih sering membeli bahan pangan sedikit tidak seperti biasanya karena harga yang melonjak tinggi. Kenaikan ini sangat mempengaruhi penjualannya karena naik kisaran 50%. Salah satunya yaitu cabe, harga cabe di pasar pamor Cibitung, Bekasi dengan kisaran harga awal Rp. 30.000 per KG, sekarang mencakup Rp. 100.000 per KG.
Selain memberikan dampak terhadap penjual sayur, juga berdampak pada usaha warung makanan. Dengan naiknya harga bahan pangan membuat pengusaha makanan sedikit kebingungan dengan bagaimana usaha warung makanan kedepannya. Pengusaha makanan mau tidak mau hanya mengambil laba sedikit guna mempertahankan ketertarikan pembeli dengan tidak menaikan harga porsi per makanan karena merasa tidak enak dengan pelanggan. "Sebagai pedagang kecil kenaikan harga cabe sangat menyayangkan usaha kita karena harga cabenya mahal, semua sayuranpun pada naik jadi kita bisa belinya bingung jualnya makanya hari ini saya libur dulu." Ucap Bila Pengusaha warung makan. (12/06/2022)
Kenaikan secara pesat tidak hanya memberikan dampak terhadap penjual sayuran dan pengusaha makanan, tapi juga memberi dampak terhadap ibu rumah tangga atau konsumen lainnya. Â Konsumen lebih mendapat sedikit bahan dibandingkan dengan biasanya dan mendapatkannya dengan harga yang naik. Lebih sedikit bahan yang tersedia untuk digunakan sehari-harinya. Wariyadi selaku penjual sayur juga mengatakan "Kasian lah ibu-ibu rumah tangga ya aturan bisa belanja 50 ribu itu bisa beli ikan, tempe, tahu, sayur. Sekarang buat beli cabe sama bawang sama sayur, ikan sama buahnya harus ada uang tambahan ekstra lagi kan jadi kasian". Sabtu (11/06/2022)
Terkait dari melonjaknya harga bahan pangan ini yang memberikan dampak membuat turunnya pendapatan pengusaha warung makan, belum ada solusi dari pemerintah. Disisi lain pengusaha makanan juga tidak mempunyai pilihan lain selain mengikuti harga pasar. Pemerintah harus memperhatikan hal ini terkait kebutuhan hidup masyarakat agar tidak merugikan banyak pihak dan saling menguntungkan sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H