Mohon tunggu...
Ananda Hilma Azizah
Ananda Hilma Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa Jurnalistik Fikom Unpad. Memiliki ketertarikan dalam bidang entertainment, lifestyle dan olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Jatinangor Tak Ramah Pejalan Kaki, Supir Angkot Ngetem Sembarangan

8 Juli 2024   16:53 Diperbarui: 8 Juli 2024   17:04 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandung. Sumber ilustrasi: via KOMPAS.com/Rio Kuswandi

Permasalahan infrastruktur dan tata ruang di Kecamatan Jatinangor masih menunjukkan keprihatinan, sampai saat ini jalur pejalan kaki atau trotoar di beberapa titik di Jatinangor, terutama di Jalan Bandung -- Palimanan arah menuju Cileunyi masih minim. Kondisi tersebut tentu menimbulkan kekhawatiran dan ketidaknyamanan bagi penduduk Jatinangor, terlebih penduduk Jatinangor didominasi oleh mahasiswa, dan tak sedikit mahasiswa yang senang berjalan kaki.  

Mahasiswa dan warga setempat terpaksa perlu berbagi jalan dengan kendaraan bermotor karena tidak diberikan fasilitas yang baik untuk berjalan kaki. Belum lagi lalu lintas di Jatinangor itu seringnya dipadati dengan kendaraan bermotor yang tidak mau mengalah, duh pusing deh, jumlah trotoarnya minim, jalannya juga banyak yang berlubang, lalu ada zebra cross yang penempatannya tidak tepat alias tidak memikirkan keselamatan penyeberang, bahkan bisa dibilang penerangan di Kecamatan Jatinangor ini juga masih minim. Jadi sebenarnya Jatinangor yang disebut sebagai kawasan pendidikan ini aman dan nyaman tidak sih bagi mahasiswa?

Sebagai mahasiswa yang tinggal dan aktif beraktivitas di Jatinangor, bagi saya kecamatan ini belum sepenuhnya memberikan rasa aman dan nyaman, khususnya bagi seorang mahasiswa yang suka berjalan kaki. Saya sendiri beberapa kali pernah tersandung dan terjatuh akibat kerusakan jalan di jalur pinggiran yang berlubang dan banyak bebatuan itu. Memang sih, saya seharusnya lebih berhati-hati karena sudah mengetahui bahwa kondisi jalan di Jatinangor ini memang tidak baik. Namun saya pikir memang seharusnya pemerintah Jatinangor memperbaiki fasilitas untuk pejalan kaki. 

Kondisi tersebut juga diperparah dengan banyaknya angkot yang ngetem di zebra cross dekat pertigaan Kecamatan Jatinangor, yang notabene penempatannya pun sudah membahayakan keselamatan pejalan kaki. Terlebih kendaraan yang lewat di dekat zebra cross tersebut seringnya kendaraan-kendaraan besar yang mengangkut barang atau jumlah orang banyak seperti truk, bis, elf, dan sebagainya. Terkadang juga kendaraan-kendaraan tersebut kurang memprioritaskan penyeberang. Rasanya setiap kali melintasi zebra cross tersebut nyawa saya terancam berat, spot jantung banget deh. 

Saya pernah mengalami kejadian buruk yang membuat saya takut sekaligus terus berhati-hati ketika ingin menyebrang di zebra cross tersebut. Saya tidak ingat kejadian pastinya, tetapi saya ingat bahwa pada saat itu saya masih menjadi mahasiswa semester tiga. Saya pernah hampir tertabrak dengan elf yang melaju kencang di pertigaan tersebut, Alhamdulillah saya masih diberikan keselamatan. Pada saat itu saya merasa jalanan sudah kosong, saya tidak bisa mengetahui dengan jelas kendaraan yang akan melintasi jalur tersebut karena terhalang oleh tembok trotoar gerbang lama (Gerlam). 

Saya rasa memang penempatan zebra cross di jalur itu sangat tidak tepat karena terlalu dekat dengan belokan pertigaan. Setidaknya jika peduli dengan keselamatan penyeberang, pemerintah Jatinangor bisa membuat JPO atau Jembatan Penyeberangan Orang. Kegiatan ngetem sopir angkot di zebra cross juga seharusnya diberikan peringatan khusus, karena selain menghalangi jalan, hal tersebut dapat memicu terjadinya bahaya kecelakaan. 

Kritik yang saya sampaikan ini bukanlah kritik tanpa dasar, saya sering mendengar keluhan mahasiswa lain yang sama dengan keluhan saya. Bahkan pada tahun 2020 BEM Kema Unpad juga telah meminta fasilitas JPO kepada Menteri PUPR, permintaan tersebut tentu atas dasar suara ketidaknyamanan yang dirasakan oleh mahasiswa dan masyarakat setempat. Oleh karena itu saya berharap pemerintah di Kecamatan Jatinangor segera merealisasikan solusi untuk mengatasi permasalahan infrastruktur, tata ruang serta kondisi jalan di Jatinangor, demi keselamatan masyarakat setempat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun