Mohon tunggu...
Ananda Fitria kurniadi
Ananda Fitria kurniadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Alih Kode dan Campur Kode dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia terhadap Keterampilan Berbicara Siswa

28 Mei 2024   10:49 Diperbarui: 28 Mei 2024   16:44 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Alih kode adalah perubahan yang sadar dan terencana antara dua atau lebih bahasa atau dialek selama percakapan atau komunikasi.
Ini terjadi ketika penutur beralih dari satu bahasa atau dialek ke yang lain, biasanya dalam tanggapan terhadap perubahan konteks atau kebutuhan komunikasi.

Campur kode adalah penggunaan dua atau lebih bahasa atau dialek secara bersamaan dalam satu kalimat atau percakapan.
Ini terjadi ketika penutur menggabungkan elemen-elemen dari berbagai bahasa atau dialek dalam pembicaraan mereka tanpa mengubah bahasa atau dialek secara keseluruhan.
Campur kode dapat terjadi secara alami tanpa kesadaran yang kuat dari penutur, terutama di antara penutur bilingual atau multilingual yang secara alami memiliki akses ke beberapa bahasa atau dialek.

Dengan kata lain, alih kode menunjukkan perpindahan antara bahasa atau dialek secara keseluruhan, sedangkan campur kode melibatkan penggabungan elemen-elemen dari berbagai bahasa atau dialek dalam satu konteks bahasa yang sama.

Pengaruh dari alih kode dan campur kode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terhadap keterampilan berbicara siswa bisa mencakup:


1. Kurangnya Kesadaran Konteks
Siswa mungkin menjadi kurang sadar akan konteks penggunaan bahasa formal dan informal, sehingga kesulitan dalam mengadaptasi keterampilan berbicara mereka sesuai dengan situasi yang tepat.

2. Gangguan pada Pemahaman Bahasa Formal
Penggunaan campur kode secara berlebihan atau tidak terkendali dapat mengganggu pemahaman dan penggunaan bahasa formal, yang diperlukan dalam situasi akademik dan profesional.

3. Penurunan Keterampilan Berbicara Formal
Alih kode yang tidak terkontrol atau campur kode yang berlebihan dapat menghambat pengembangan keterampilan berbicara formal, seperti penggunaan tata bahasa yang tepat dan pengucapan yang jelas.

4. Kurangnya Konsistensi Bahasa
Alih kode dan campur kode yang sering dapat mengakibatkan kurangnya konsistensi dalam penggunaan bahasa, menyebabkan siswa kesulitan dalam mempertahankan keterampilan berbicara yang kohesif dan terstruktur.

5. Pembatasan Komunikasi Antarbudaya
Penggunaan campur kode yang berlebihan atau tidak tepat dapat membatasi kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara efektif dengan penutur bahasa Indonesia lainnya yang mungkin tidak memahami campur kode tersebut.

Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang konteks penggunaan bahasa formal dan informal, serta memberikan panduan yang jelas tentang kapan dan bagaimana menggunakan bahasa yang tepat sesuai dengan situasi. Selain itu, latihan yang fokus pada pengembangan keterampilan berbicara formal dalam bahasa Indonesia dapat membantu mengurangi dampak negatif dari alih kode dan campur kode dalam pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun