Mohon tunggu...
Ananda Farrel
Ananda Farrel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiwa S1 Bisnis Digital, Telkom University Purwokerto. Saya juga merupakan aktivis di Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Purwokerto.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kontribusi untuk Pendidikan Indonesia Menuju Generasi Emas 2045

21 Desember 2024   18:08 Diperbarui: 21 Desember 2024   18:08 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali." -- Tan Malaka

Setelah membaca untaian kalimat tersebut, tentunya kita bisa menyimpulkan bahwa orang-orang terdidik namun tidak memberi manfaat bagi masyarakat lebih baik tidak di didik sama sekali. Mungkin kurang lebih begitu pengertiannya. Kalimat yang diambil dari buku Madilog yang ditulis oleh Tan Malaka pada tahun 1943 ini telah menyadarkan penulis bahwa kebermanfaatan yang diberikan kepada masyarakat sangat penting untuk dilakukan, apalagi oleh orang-orang yang berpendidikan.

           

Seperti yang kita ketahui, pendidikan adalah aspek penting dalam kehidupan yang menjadi dasar bagi aspek-aspek kehidupan lainnya. Pendidikan menjadi poros dalam perputaran dan pergerakan berbagai hal yang terjadi di sekitar kita. Mudahnya, kita tidak bisa melakukan banyak hal jika kita tidak tahu ilmunya.

Jika kita melihat Indonesia, kita memimpikan generasi emas 2045 sebagai generasi berkualitas yang menjadi gold bagi Indonesia. Generasi yang siap mengharumkan nama bangsa dan siap untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Gagasan indah yang jika dibayangkan ini sayangnya belum diselaraskan dengan langkah-langkah yang mumpuni. Dari kacamata pendidikan, Indonesia masih sangat kurang dalam kualitas pendidikannya.

Kalau kita ingat-ingat, banyak beredar di media sosial terkait anak jaman sekarang yang tidak bisa membaca jam analog, tidak bisa perkalian, dan bahkan tidak bisa membaca padahal di usia tersebut mereka seharusnya sudah menguasai hal tersebut. Alhasil, pandangan netizen yang mayoritas masyarakat Indonesia pun menjadi pesimis pada gagasan Indonesia Emas ini. Terlihat dari komentar yang tidak jarang memplesetkannya sebagai Indonesia (C)emas karena ketidakpercayaan mereka pada gagasan tersebut.

Jika kita kembali kepada kalimat yang disampaikan oleh Tan Malaka, maka pendidikan bukan hanya harus dituntut oleh masyarakat kepada pemerintah, tetapi masyarakat juga harus ikut serta dalam membangun lingkungan yang berpendidikan. Lingkungan yang berpendidikan bisa diciptakan oleh setiap lini masyarakat. Lingkungan berpendidikan tidak hanya dibentuk oleh tenaga pengajar seperti guru ataupun dosen saja, tetapi semuanya bisa ikut serta dalam menciptakannya.

Orang tua sebagai guru pertama seorang anak menjadi pondasi awal dalam pendidikan seorang anak memiliki kewajiban untuk menciptakan anak-anak yang berkualitas baik secara pendidikan teoritis awal maupun pendidikan karakternya. Makanya, orang tua harus benar-benar siap menjadi orang tua agar pendidikan yang diberikan adalah pendidikan yang tepat serta dapat menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya.

Selanjutnya, yakni lingkungan. Kontribusi lingkungan untuk membangun lingkungan berpendidikan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Tidak semua harus dilakukan dengan pengetahuan. Orang-orang yang memiliki kekayaan lebih bisa menggunakan hartanya untuk membangun lingkungan pendidikan yang baik. Orang-orang yang berpengetahuan bisa menjadi pengajar dalam lingkungan tersebut.

Tentunya, kontribusi dari banyak pihak diperlukan untuk mencapai cita-cita ini. Membangun pendidikan bukan hanya sekedar untuk kemajuan suatu kelompok, tapi juga menjadi investasi masa depan bagi kemajuan bangsa yang sangat jelas adanya. Maka dari itu, mari berkontribusi secara nyata untuk membangun pendidikan Indonesia dari dasar, dari lingkungan yang bisa kita terapkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun