Sumber tvOnenews.com
Transparansi dalam pengelolaan donasi sangat berpengaruh terhadap kepercayaan donatur, baik pada konteks organisasi maupun individu yang menjadi figur kunci dalam pengelolaan tersebut. Dalam konteks Agus Salim, meskipun ia lebih dikenal sebagai diplomat dan intelektual, prinsip-prinsip moral dan integritas yang dijunjungnya memberikan gambaran bagaimana transparansi dalam pengelolaan dana---termasuk donasi---dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan dari para pendukungnya. Kepercayaan adalah landasan bagi keberhasilan suatu gerakan sosial atau organisasi, dan transparansi di dalamnya berfungsi sebagai kunci utama untuk membangun dan menjaga kepercayaan tersebut.Transparansi yang baik dalam pengelolaan donasi bisa menumbuhkan rasa aman dan percaya pada donatur, yang pada gilirannya akan memperkuat dukungan terhadap organisasi atau gerakan yang ada.
Dari sudut pandang teleologi, sebuah tindakan yang menghasilkan manfaat terbesar bagi semua pihak dianggap sebagai tindakan moral. Dalam konteks ini, pengelolaan dana yang tidak sesuai dengan tujuan awal merusak harapan donatur dan berdampak pada manfaat kolektif yang sepatutnya diperoleh. Keputusan Novi Pratiwi untuk memindahkan dana ke yayasannya bisa dipandang sebagai langkah strategis untuk memastikan akuntabilitas. Namun, langkah ini memicu konflik baru ketika Agus melaporkan Novi atas dugaan pencemaran nama baik. Polemik ini semakin rumit ketika Farhat Abbas, pengacara Agus, memperkuat narasi tersebut dengan adanya transparansi dalam pengelolaan dana tidak hanya memastikan bahwa dana digunakan dengan tepat, tetapi juga membantu  individu yang menggalang dana.
Namun, seiring berjalannya waktu, pengelolaan dana tersebut menghadapi kontroversi. Tuduhan penyalahgunaan dana, kurangnya transparansi dalam laporan penggunaan dana, serta ketidakjelasan dalam aliran bantuan menjadi sorotan publik. Hal ini menimbulkan pertanyaan etis yang mendalam mengenai bagaimana dana yang terkumpul harus dikelola dan didistribusikan.
Kasus penggalangan dana untuk Agus Salim membuka ruang diskusi yang lebih luas mengenai pentingnya transparansi, akuntabilitas, dan kejujuran dalam pengelolaan donasi, serta mengingatkan kita bahwa moralitas dalam tindakan sosial tidak hanya ditentukan oleh hasil akhir, tetapi juga oleh cara kita mengelola dan menjalankan tanggung jawab sosial tersebut.
Kasus pengelolaan dana donasi untuk Agus Salim, korban penyiraman air keras, mengungkapkan berbagai dilema moral yang relevan dengan teori etika. Konflik ini berkisar pada penggalangan dana besar melalui publik figur, disertai dengan tuduhan penyalahgunaan. Situasi ini tidak hanya menyoroti pentingnya transparansi, tetapi juga membuka ruang untuk memahami moralitas melalui perspektif teleologi dan etika kebajikan.
Kasus Agus Salim yang disiram air keras masih hangat diperbincangkan, terutama setelah Pratiwi Noviyanthi atau Novi muncul untuk memberikan klarifikasi terkait dugaan penyalahgunaan dana donasi yang terkumpul untuk pengobatan Agus. Novi menjelaskan bahwa perseteruannya dengan Agus Salim dimulai ketika ia meminta transparansi mengenai uang donasi yang telah diterima. Novi mengungkapkan bahwa total uang donasi yang terkumpul mencapai Rp 1,5 miliar, namun diduga disalahgunakan oleh Elmi Nurmala, istri Agus Salim..
Sumber: Youtube CURHAT BANG Denny Sumargo