Mohon tunggu...
Ananda Bernard Hizkia
Ananda Bernard Hizkia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMA Kanisius Jakarta

Saya ingin mencari tahu.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ekskursi Lintas Agama, Merajut Toleransi di Tengah Keberagaman

19 November 2024   19:30 Diperbarui: 19 November 2024   19:52 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa SMA Kolese Kanisius dengan para santri (Sumber: Penulis)

Ekskursi lintas agama yang diadakan oleh SMA Kolese Kanisius menjadi salah satu upaya konkrit dalam menanamkan nilai toleransi dan keberagaman kepada para siswa. Dalam program ini, siswa kelas 12 secara berkelompok mengunjungi berbagai pesantren di Pulau Jawa. Selama tiga hari dua malam, mereka berbaur dengan para santri, mengikuti kegiatan rutin pesantren seperti belajar mengaji, melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler, hingga merasakan pola kehidupan sederhana yang khas.

Kegiatan ini bukan sekadar formalitas. Di tengah maraknya isu SARA yang sering kali meretakkan harmoni bangsa, ekskursi ini menjadi jembatan untuk menghapus prasangka dan membangun dialog. Dalam setiap interaksi, keberagaman bukan lagi sekadar konsep, melainkan nyata hadir sebagai bagian dari kehidupan bersama. 

Seperti yang pernah dikatakan Mahatma Gandhi, "Keberagaman harus dilihat sebagai kekuatan, bukan kelemahan." Ungkapan ini mengingatkan bahwa perbedaan bukanlah alasan untuk berjarak, melainkan peluang untuk bersatu. Di sini, keberagaman itu hadir nyata, bukan sekadar gagasan. Melalui ekskursi ini, siswa diajak untuk merasakan langsung harmoni yang lahir dari saling memahami dan menghormati, membawa makna toleransi ke dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi sebagian siswa yang mayoritasnya beragama Katolik, kunjungan ke pesantren memberikan pengalaman baru yang menggugah. Tidak hanya memahami rutinitas para santri, tetapi juga belajar menghargai nilai-nilai luhur yang diajarkan di dalamnya. Dari sinilah muncul kesadaran bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan peluang untuk saling melengkapi.

Seperti air yang mengalir dari berbagai anak sungai menuju laut, perjalanan setiap individu pada akhirnya bermuara pada tujuan yang sama, yaitu Indonesia yang harmonis. Dalam perbedaan, mereka menemukan persatuan.

Menurut Moeldoko (2019), 88,4% perbincangan masyarakat Indonesia di media sosial berkaitan dengan isu SARA. Data ini menunjukkan betapa mudahnya konflik berbasis agama dan etnis tereskalasi di ruang publik. Hal ini semakin mengkhawatirkan ketika hoaks dimanfaatkan untuk memecah belah, seperti yang terlihat dari laporan Kemenkominfo yang menyebutkan bahwa 58% hoaks yang tersebar bermuatan agama. Jika tidak ditangani secara serius, isu ini dapat menjadi ancaman besar bagi persatuan bangsa.

Dialog lintas agama (Sumber: Tribunnews.com/Syahroni)
Dialog lintas agama (Sumber: Tribunnews.com/Syahroni)

Ekskursi lintas agama seperti yang dilakukan oleh SMA Kolese Kanisius harus menjadi contoh untuk diterapkan lebih luas, melibatkan berbagai kalangan dan institusi. Dialog lintas agama perlu terus digalakkan, agar masyarakat semakin teredukasi akan pentingnya toleransi dan rasa hormat antarumat beragama. Ekskursi lintas agama seperti ini menjadi langkah kecil yang penting untuk mencegah perpecahan akibat ideologi intoleransi.

Penting bagi institusi pendidikan, pemerintah, dan komunitas untuk mengadakan kegiatan serupa secara lebih luas. Dengan bertemu, berdialog, dan saling memahami, kita dapat menciptakan Indonesia yang lebih damai dan bersatu.

Ekskursi ini bukan sekadar perjalanan ke pesantren, melainkan perjalanan ke dalam hati kita masing-masing untuk menemukan harmoni dalam keberagaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun