Mohon tunggu...
Ananda Bernard Hizkia
Ananda Bernard Hizkia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMA Kanisius Jakarta

Saya ingin mencari tahu.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ignatian Leadership Training: Membentuk Pemimpin Masa Depan

18 September 2024   19:29 Diperbarui: 18 September 2024   19:31 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung Kolese Kanisius. (c) kanisius.sch.id

Pengantar

Siswa Kolese Kanisius tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga di medan kehidupan nyata. Seperti besi yang ditempa dalam api, setiap Kanisian harus menjalani serangkaian formasi yang menuntut ketahanan mental dan fisik. Ignatian Leadership Training (ILT) adalah perwujudan nyata dari komitmen Kolese Kanisius untuk membentuk generasi pemimpin. Program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kompetensi fisik, tetapi juga membentuk karakter dan jiwa kepemimpinan yang kokoh di tengah tantangan.

Dalam ILT, para siswa didorong melampaui batas kemampuan mereka, menghadapi tantangan yang mendorong mereka keluar dari zona nyaman. Program ini bukan sekadar latihan fisik, tetapi ini merupakan latihan untuk jiwa. Melalui kegiatan-kegiatan berat seperti lari jarak jauh, pendakian malam, dan berbagai tantangan kelompok, para peserta belajar arti dari keuletan, kesabaran, dan kerja sama. Ini adalah latihan untuk menjadi pemimpin yang tidak hanya berdaya secara individu, tetapi juga mampu memimpin dan mendukung orang lain.

Kegiatan Ignatian Leadership Training. (c) kanisius.sch.id
Kegiatan Ignatian Leadership Training. (c) kanisius.sch.id

Pilar-pilar Kepemimpinan yang Terus Dihidupi

Nilai-nilai yang ditanamkan selama ILT membentuk fondasi kepemimpinan setiap Kanisian. Compassion atau kasih sayang terlihat saat siswa belajar untuk peduli terhadap teman-temannya, mendukung mereka melewati tantangan, dan memberikan bantuan ketika dibutuhkan. Conscience atau hati nurani diuji ketika mereka dihadapkan pada situasi yang memerlukan keputusan moral yang sulit. Commitment atau komitmen ditunjukkan dalam setiap langkah yang mereka ambil, meskipun fisik dan mental mereka diuji hingga batas maksimal. Competence atau kompetensi adalah keterampilan dan kecerdasan yang diasah melalui tantangan-tantangan nyata, di mana para siswa dilatih untuk memecahkan masalah dengan efektif. Terakhir, Leadership atau kepemimpinan adalah puncak dari semua nilai tersebut, membentuk pemimpin sejati yang mampu menginspirasi, mendukung, dan membawa perubahan positif.

Persaudaraan dalam Keringat yang Penuh Tantangan

ILT juga memainkan peran penting dalam membentuk rasa persaudaraan yang mendalam di antara para siswa. Selama program ini, mereka tidak hanya diuji kekuatan fisiknya, tetapi juga solidaritas dan kemampuan mereka untuk bekerja dalam tim. Kelelahan dan tantangan yang dihadapi selama ILT membuat setiap siswa belajar bahwa keberhasilan tidak mungkin dicapai sendirian. Ketika satu siswa terjatuh, yang lain akan mengulurkan tangan. Ketika salah satu kelelahan, yang lain datang dengan dukungan dan semangat. Ini adalah momen-momen di mana rasa brotherhood yang kuat terbentuk, menciptakan ikatan yang akan terus terbawa dalam kehidupan mereka ke depan. Di sinilah mereka belajar bahwa pemimpin sejati tidak hanya membimbing, tetapi juga mengayomi, merangkul, dan mendukung timnya dalam menghadapi berbagai tantangan.

Airlangga Hartarto, salah satu alumnus Kolese Kanisius. (c) BERITAMERDEKA
Airlangga Hartarto, salah satu alumnus Kolese Kanisius. (c) BERITAMERDEKA

Jejak Pemimpin yang Menginspirasi

Alumni ILT adalah contoh nyata dari bagaimana nilai-nilai yang dipelajari selama program diterapkan dalam kehidupan nyata. Tokoh-tokoh seperti Airlangga Hartarto dan Ade Rai telah menunjukkan bagaimana kepemimpinan yang didapat dari ILT tidak hanya berfokus pada pencapaian individu, tetapi juga pada kontribusi sosial dan inspirasi untuk orang lain.

Airlangga Hartarto, yang kini menduduki posisi penting dalam kabinet Indonesia, dikenal tidak hanya karena kepemimpinan politiknya, tetapi juga karena kemampuannya untuk menjaga keseimbangan antara pencapaian politik dan kepedulian terhadap rakyat. Ade Rai, sebagai ikon kebugaran Indonesia, menunjukkan ketekunan, dedikasi, dan kerja keras yang menjadi nilai utama dari proses kepemimpinan yang dia pelajari selama masa pendidikannya di Kolese Kanisius. Mereka adalah contoh nyata bahwa pemimpin sejati adalah mereka yang mampu menginspirasi dan memberikan dampak positif bagi banyak orang.

Kepemimpinan yang Berlandaskan Hati

Ignatian Leadership Training di Kolese Kanisius telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam membentuk karakter dan kepemimpinan para siswanya. Program ini bukan hanya tentang ketangguhan fisik, melainkan lebih pada bagaimana menciptakan pemimpin yang memiliki kepekaan hati dan keberanian untuk melayani orang lain. Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh tantangan, pemimpin masa depan harus mampu mengayomi dengan hati, bukan hanya dengan kekuasaan. ILT telah menyiapkan generasi pemimpin yang mampu menghadapi tantangan tersebut, dengan membawa nilai-nilai kemanusiaan yang kuat.

Dengan prinsip 4C1L yang terus dihidupi, para lulusan Kolese Kanisius siap melangkah ke masa depan sebagai pemimpin yang kuat, bijaksana, dan peduli terhadap sesama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun