Mohon tunggu...
Ananda Bernard Hizkia
Ananda Bernard Hizkia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMA Kanisius Jakarta

Saya ingin mencari tahu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tanggapan Artikel "Merindukan Sosok Pemimpin Humoris" oleh Ari Indarto

20 Mei 2023   14:53 Diperbarui: 20 Mei 2023   15:02 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gus Dur, Presiden ke-4 Indonesia, merupakan seseorang yang humoris. Tidak jarang baginya untuk menyisipkan anekdot atau cerita pendek lucu ketika berpidato. Cerita-cerita tersebut mungkin terkesan lucu, namun Gus Dur sebenarnya mencoba untuk menyampaikan dan mengkritik melalui cerita tersebut. Karena Gus Dur merupakan tokoh penting dunia perpolitikan Indonesia. Maka Gus Dur juga dikenal kaya akan pengalamannya. Oleh karena itu, Gus Dur sudah mengetahui hal-hal buruk yang sebenarnya terjadi di balik layar dunia perpolitikan Indonesia. Maka, Gus Dur menggunakan anekdot untuk mengkritik hal tersebut. Dengan menggunakan anekdot, Gus Dur dapat mengkritik namun juga terkesan sopan.

Teks anekdot adalah teks yang berisi cerita lucu dan memberikan humor kepada pembaca namun juga dapat menyindir dan mengkritik seseorang baik itu pembaca atau orang lain sehingga dapat memberikan pengetahuan umum lainnya juga kepada pembaca. Kisah yang terdapat dalam kisah tersebut biasanya melibatkan tokoh tertentu yang bersifat faktual maupun terkenal. Namun, tokoh dari teks anekdot juga dapat menampilkan tokoh hewan karena teks anekdot juga dapat bersifat fiksi. Yang membedakan teks anekdot dengan teks lainnya, teks anekdot tidak hanya memberikan cerita lucu dan humor, namun juga terdapat suatu sindiran di dalamnya dan juga dibuat dalam bentuk yang pendek sehingga bisa dicerna dengan lebih cepat.

Suatu hari, Andi dan Budi sedang menonton pertandingan Liga Champions antara Barcelona dengan Juventus. Seorang pemain dari Barcelona, yaitu Neymar Jr tertangkap basah melakukan diving sehingga wasit yang memimpin pertandingan tersebut memberikannya kartu kuning. Komentator dari pertandingan tersebut pun mencemooh Neymar Jr karena melakukan diving. Karena komentator yang Andi dan Budi pakai merupakan komentator berbahasa Arab, Andi yang tidak mengerti pun bertanya kepada Andi apa arti dari perkataan komentator tadi. Andi: "Bud, kamu ngerti gak apa yang dikatakan oleh komentator tadi?" Budi: "Ohh, itu mah komentator tadi sedang mendoakan Neymar Jr agar tidak cedera parah. Karena tadi terlihat bahwa ia terkena tekel yang keras." Hal yang menarik dari cerita anekdot ini adalah Andi dan Budi yang mengira kalau komentator sedang mendoakan Neymar Jr. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah komentator sedang mencemooh Neymar Jr atas divingnya. Karena seperti yang kita tahu bahwa mayoritas masyarakat Indonesia selalu mengira kalau bahasa Arab itu hanya digunakan untuk berdoa.

Fungsi dominan dalam teks anekdot adalah sebagai sarana untuk mengemukakan pendapat mengenai ketidaksukaan, ketidakpuasan, ataupun kejengkelan. Seperti halnya pada teks yang dilampirkan, Gus Dur mengetahui hal-hal buruk yang sebenarnya terjadi di balik layar dunia perpolitikan Indonesia. Oleh karena itu, Gus Dur menggunakan teks anekdot untuk mengkritik hal tersebut. Karena dengan menggunakan teks anekdot, Gus Dur dapat mengkritik namun juga terkesan sopan. Gus Dur juga telah menggunakan teks anekdot agar bisa menyalurkan kritik dan sindiran tersebut ke warga umum agar kritikan dan sindiran yang ia salurkan mengenai berbagai masalah didalam negaranya bisa dibuat publik tanpa memerlukan keahlian dalam berbagai pengalaman untuk diartikan maksud teksnya dan tanpa bersifat ofensif ke orang atau grup yang ia sindirkan (walau orang masih kadang marah akan kritikannya).

Peristiwa semacam ini memanglah sudah biasa terjadi di sekitar masyarakat. Terkadang kita seringkali tidak sadar sedang menggunakan teks anekdot dalam kehidupan sehari-hari. Teks anekdot yang saya jadikan contoh sebelumnya merupakan suatu lelucon yang sudah menjadi bahan candaan di sosial media. Yaitu mengenai masyarakat Indonesia yang selalu mengira kalau bahasa Arab hanya digunakan untuk berdoa. Oleh karena itu, menurut saya teks anekdot sangat erat kaitannya dengan peristiwa yang terjadi di sekitar masyarakat.

Kesimpulan yang saya dapat adalah teks anekdot merupakan teks yang biasa digunakan untuk menyindir seseorang atau suatu kelompok tertentu namun juga dapat digunakan sebagai bahan candaan atau lelucon. Selain itu, teks anekdot sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari kita dan bahkan terkadang kita secara tidak sadar menggunakan teks anekdot untuk membuat suatu lelucon. Tetapi kita tetap harus dapat menjaga pemilihan kata kita dalam membuat teks anekdot agar pesan yang ada tersampaikan dengan baik tanpa membuat suatu keributan atau perselisihan.

NSB/X1/25

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun