Menurut Daniel Goleman, akar empati sudah ada pada seseorang sejak lahir. Anak-anak mulai kehilangan empati mereka ketika berusia sekitar dua setengah tahun dan mulai menyadari bahwa kesedihan orang lain berbeda dari kesedihan mereka sendiri. Daniel Goleman seorang pakar telah menunjukkan hal ini. Pada tahap perkembangan ini, anak-anak tertentu akan sangat peduli dengan kondisi orang lain, sementara anak-anak lain mungkin tidak mengalami hal yang sama. Perbedaan kepekaan yang ditunjukkan oleh anak-anak ini, terkait dengan Pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada mereka.
Anak-anak akan mudah berempati Ketika penerapan kedisiplinan juga dipadukan dengan pemberian perhatian dan rasa sayang atas dampak dari kenakalan yang mereka perbuat. Pemberian kata-kata verbal bisa diucapkan orang tua dalam mendisiplinkan anak-anak mereka, hal ini akan berpengaruh pada perkembangan empati pada diri anak-anak. Contohnya seperti “lihatlah nak adik mu menangis, tenangkan dulu adiknya” lebih menumbuhkan rasa empati pada anak, daripada menggunakan kata “nakalnya kamu sampai membuat adikmu menangis”.
Akar terbentuknya empati dasarnya berawal dari hubungan komunikasi ibu dan anak sewaktu mereka masih bayi sampai anak-anak. Menurut stern hubungan interaksi antara ibu dan bayinya dimana anak mengetahui bahwa ibunya menerima dan membalas emosinya akan membentuk rasa empati dan kepekaan pada diri anak. Sebagai contoh Ketika bayi merasa senang dan berteriak, maka sang ibu bisa menambah kesenangan sang anak dengan cara menggelitik bagian tubuhnya dengan pelan, menyamakan nada suaranya, dan mengajaknya berbicara. Proses ini akan menunjukkan pemahaman ibu terhadap perasaan anaknya dan meyakinkan sang anak secara emosional. Apabila orang tua gagal dalam hal tersebut (semisal dalam kebahagiaan, kesedihan, kasih sayang) secara terus-menerus akan menimbulkan kerugian secara emosional pada anak.
D. Cara menumbuhkan empati
1. Menempatkan diri anda di posisi orang lain. Menempatkan diri di posisi orang lain adalah cara yang efektif untuk menumbuhkan empati. Dengan memahami apa yang dialami orang lain, kita dapat meningkatkan hubungan interpersonal dan menciptakan hubungan yang harmonis. Dengan membayangkan bagaimana rasanya berada dalam situasi orang lain dan memahami perspektif mereka, anda akan lebih mampu memahami apa yang mereka alami dan memberikan dukungan yang tepat
2. Melakukan kegiatan sosial. Saat berpartisipasi dalam kegiatan sosial, kita memiliki kesempatan untuk berinteraksi secara langsung dengan individu dari latar belakang yang berbeda. Pengalaman seperti ini menumbuhkan rasa empati kita dengan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kesulitan mereka. Contohnya adalah menjadi relawan, memberikan sedekah di panti asuhan dan sebagainya.
3. Pengertian pada orang lain. Untuk lebih memahami perasaan orang lain, menjadi pendengar yang aktif adalah cara terbaik untuk membangun pengertian. Kita mempertimbangkan perspektif orang lain dan mendengarkan mereka. Ini akan memungkinkan empati kita untuk berkembang.
E. Dampak tidak memiliki empati dalam membangun hubungan
1. Timbulnya sifat egois
Egois menjadi salah satu dampak yang terjadi Ketika rasa empati dalam diri kita kurang. Ketika seseorang tidak mampu merasakan atau memahami perasaan orang lain, maka yang muncul adalah rasa egois mereka yang hanya focus pada kepentingan diri sendiri.
2. Timbulnya konflik dan kekerasan