Mohon tunggu...
Ananda Alif Ramadani
Ananda Alif Ramadani Mohon Tunggu... Lainnya - 201910501021

Hi! saya adalah lulusan baru Perencanaan Wilayah dan Kota. Saya sedang belajar menulis untuk mengupgrade skill kepenulisan saya. Saya menyukai pembahasan mengenai kewirausahaan, fashion, desain, issue - issue perkotaan dan ekonomi. Senang bertemu anda, saran dan masukan sangat diterima! Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Siapakah Pemenangnya: Petani Vs Hama Wereng?

28 Agustus 2021   13:42 Diperbarui: 28 Agustus 2021   14:20 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kabupaten Jember memiliki letak geografis yang sangat strategis, oleh karena itu hasil kekayaan alamnya sangat melimpah dan untuk kualitas pertaniannya tidak perlu diragukan lagi. Bahkan di tahun 2020 hingga 2024 Kabupaten Jember dijadikan sebagai percontohan penerapan pertanian cerdas iklim (CSA). Ada empat Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang akan dipilih, yaitu Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Kecamatan Balung, Gumukmas, Ambulu dan Ajung. Karena kekayaan alamnya tersebut, Jember memiliki potensi untuk  menjadi kota industry dengan basis agraris.

Salah satu hasil dari komoditi pertanian terbanyak di Jember adalah Padi, sehingga Kabupaten Jember dijuluki sebagai Kabupaten penyangga nasional. Namun  di tahun 2021 ini produksi padi di Jember mengalami penurunan. Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi penurunan produksi padi di Jember. Salah satunya adalah karena hama wereng, awal tahun ini ratusan hektar sawah petani di Kecamatan Jenggawah diserang hama wereng. Akibatnya para petani  gagal panen dan mereka mengalami rugi hingga jutaan rupiah.

Setelah saya bertanya kepada beberapa petani ternyata ada factor-faktor yang menyebabkan hama wereng menyerang padi mereka. Yang pertama, mereka menduga karena curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan sawah mereka tergenang banyak, dan menurut petani setempat genangan itulah yang mendatangkan hama wereng. Yang kedua adalah karena  penanaman tidak dilakukan secara serentak, lalu apa masalahya? Masalahnya adalah siklus hidup hama wereng yang terus berjalan, jika penanaman padi tidak dilakukan secara serentak maka makanan (hal disini padi) wereng akan terus tersedia. Nah, yang terakhir bisa dibilang ini adalah factor pendukung dari cepatnya penularan hama wereng, yaitu jarak tanam, semakin dekat jarak antar padi maka akan semakin cepat perkembangbiakannya dan penularannya.

Untuk mencegah perkembangbiakan dari hama wereng tersebut, para petani setempat melakukan pembasmian. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan yaitu dengan memotong satu per satu tanaman padi hingga ke akarnya. Namun para petani setempat lebih memiliki untuk membakar tanaman padi mereka yang sudah terinfeksi, karena jika memotong satu persatu akan membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang besar. Dan untuk mencegah kerugian yang lebih besar lagi, mereka melakukan panen awal agar padi yang masih bagus tidak ikut tertular.  

Menurut saya pribadi, hal tersebut dapat kita hindari dengan melakukan berbagai upaya. Yang pertama  perlu dilakukannya penyuluhan kepada para petani, tentang bagaimana cara mengatur jalannya air ketika musim hujan tiba sehingga sawah mereka akan tetap terairi dengan kadar yang cukup. Namun perlu digaris bawahi, para pemerintah setempat harus menyediakan ruang atau tempat untuk mengatur air (irigasi) dan dapat diwujudkan dalam bentuk embung, waduk atau bendungan. Yang kedua penyuluhan mengenai penggunaan spesies padi apa saja yang tahan (kebal) terhadap serangan hama wereng, sehingga diharapkan para petani tidak salah dalam memilih spesies padi yang akan ditanam.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun