Dalam Islam, hakekat manusia adalah perpaduan antara badan dan ruh. kedua masing-masing merupakan substansi yang berdiri sendiri dan tidak saling bergantung satu sama lain. Islam secara tegas mengatakan bahwa kedua substansi tersebut adalah substansi alam, sedangkan alam adalah makhluk, maka keduanya juga makhluk yang dibuat oleh AllahSWT.
Hal ini dapat dilihat dari ayat Al-Al-Qur'an surat Al-Mukminun:12-14 yang menggambarkan sebuah proses kejadian manusia, yang artinya:"Dan sesungguhnya kami ciptakan manusia dari sari pati tanah. Kemudian Kami ini dari tanah itu udara mani(terletak)dalam tempat simpanan yang teguh(rahim). Kemudian dari udara mani itu Kami ciptakan segumpal darah lalu segumpal darah itu Kami ini segumpal daging dan dari segumpal daging itu Kami ciptakan tulang belulang. Kemudian tulang belulang itu kamu tutup(balut)dengan daging. Sesudahnya itu Kami ini dia makhluk yang baru yakni manusia sempurna. Maka Maha Berkat (suciAllah) pembuat yang laing baik".(Al-mukminun:12-14)
Kemudian Nabi Muhammad SAW. mengulas ayat suci tersebut dengan sabdanya:"Bahwasanya seseorang kamu dihimpun kejadiannya didalam perut ibu selamat 40hari, kemudian merupakan alaqah
(segumpal darah) seumpama demikian(selama 40 hari), kemudian mudgatan (segumpaldaging) seumpama demikian(selama 40 hari). Kemudian Allah mengutus seorang Malaikat maka diperintahkan dia(Malaikat) empati kata kata mutiara dan dikatakan untuk Malaikat engkau tulislah amalannya, dan rezekinya dan ajalnya, dan celaka atau bahagianya Kemudian ditiupkan untuk makhluk itu..."(HR.Bukhori)
Dari al-Qur'an dan al-Hadits tersebut diatas, jelaslah bahwa proses perkembangan dan pertumbuhan fisik manusia, tidak ada bedanya dengan proses perkembangan dan pertumbuhan pada hewan. semuanya berproses menurut hukum-hukum alam yang bahan. Hanya saja pada kejadian manusia, sebelum makhluk yang baru manusia itu lahir dari rahim ibu, Tuhan telah hembuskan ruh ciptaan-Nya kedalam tubuh manusia.
Ruh yang berasal dari Tuhan itu yang baru hakekat manusia. Inilah yang membedakan manusia dengan hewan, karaena Tuhan tidak hembuskan ruh pada hewan. Hakekat manusia secara umum penjelasan oleh ayat al-Qur'an yang pertama sekali turun, yang artinya:"Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menjadikan, menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu Maha Pemurah. Mengajar manusia yang tidak tahu (jangan sekali-kali demikian. bahkan sesungguhnya manusia itu kaki dholim. kapan ia merasa terkaya (dari Tuhan dalam ajaran-Nya). sungguh-sungguh ya untuk Tuhanlah kamu akan kembali".(QSAl-Alaq:1-8).
Jadi jelas dijadikannya manusia oleh Allah adalah sebagai khalifah. Khalifah berarti kuasa. Dengan demikian pada hakekatnya manusia adalah kuasa atau wakil Allah di bumi. Dan didalam diri manusia terdapat tidak-tidak ketuhanan,karena dalam proses pembuatannya telah ditiupkan ruh dari Tuhan.Tidak-tidak yakin ketuhanan itu yang membawa manusia pada Perbuatan-perbuatan untuk realisasikan potensi-potensi yang ada kedalam tingkahlaku keseharian dan Perbuatan nyata.
Bararti bisa disimpulkan bahwa hakikat manusia diciptakan dimuka bumi yaitu seperti difirman Allah QS.Adz-Dzariaat: 56). Yang berbunyi:
"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja)" (QS. Adz-Dzaariyaat: 56).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H