Beberapa waktu lalu bebarengan dengan trend Boy Band dan Girl Band di televisi,ada trend yang tak kalah seru yaitu trend Talk show-talk show yang serius membahas tentang lagu anak, dalam Talk show di telivisi itu membahas keprihatinan melihat anak-anak yang menyanyikan lagu dewasa. Anak-anak sebagai asset masa depan ini dinilai sudah meresahkan karena menyanyikan lagu orang dewasa, di kawatirkan lirik-lirik lagu orang dewasa memberikan eduaksi yang tidak baik bagi perkembangan anak.
Saya sendiri sangat antusias melihat kepedulian yang muncul dengan kondisi anak-anak,sepertipara nara sumber yang ada di talk show-talk show itu mereka merindukan AT Mahmud dan Ibu kasur .saya malah merindukan Iwan Fals.
Saya cukup akrab dengan lagu-lagu mereka kususnya saat-saat di bangku Taman Kanak-kanak sering sekali di ajak menyanyikan lagu-lagu anak-anak itu,tapi apa yang terjadi setelah pasca Taman Kanak-kanak, yang terjadi saya mulai sedikit melupakan lagu anak-anak,teman-teman di sekolah dasar juga jarang menyanyikan lagu-lagu jaman taman kanak-kanak,jadi lagu anak-anakpun jarang dinyanyikan.
Apakah saya dan teman-teman pada saat itu melewati masa kanak-kanak yang ideal,itu juga pertanyaan.
Ketika Bondan Prakoso,Melisa,Eno larian,Chikita Meidy ada di telivisi,saya hanya sekedar tahu. saya saat itu sudah mengenal lagu dewasa,lagu dewasa yang saya sukai adalah lagu Iwan Fals berjudul Pesawat Tempur.
Saya suka sekali dengan lagu itu,lagu yang ceria dan mudah di hapal liriknya,saya sering menyanyikan lagu itu di sekolah waktu istirahat datang,atau ketika pelajaran di kelas lagi kosong,beberapa teman mengiringi dengan memberikan sentuhan perkusi dengan menghentakan jari dan telapak tangannya di bangku sekolah,sehingga musik berhasil mengalun di dalam kelas,kita semuagembira.
Lagu anak-anak identik dengan keceriaan dan edukasi karena memotivasi dan mengajak anak-anak berimajinasi serta berfantasi.
Masa sekolah dasar saya masih belum mengerti tentang kisah cinta,tapi saya sudah belajar seperti apa perempuan yang cantik dan manis,saya sudah bisa menilai siapa teman saya yang menarik perhatian. Dan mulai menggoda dan mencari perhatian mereka yang cantik-cantik..hehehe
Lagu Iwan Fals mengajari saya bagaimana menggoda mereka hehehe…sambil duduk di tempat duduk di teras kelas, memperhatikan teman-teman yang lewat dan ketika ada teman perempuan yang menarik saya mulai menyanyikan salah satu penggalan lirik lagu pesawat tempur itu, ….Waktu kau lewat aku sedang mainkan gitar Sebuah lagu yang kunyanyikan tentang dirimu Seperti kemarin kamu hanya lemparkan senyum Lalu pergi begitu saja bagai pesawat tempur Hei... kau yang manis singgahlah dan ikut bernyanyi Sebentar saja nona, sebentar saja hanya sebentar
Tapi bukan hanya itu,lagu itu mengajarkan saya untuk membayangkan sesuatu yang besar, siapa orang yang paling kaya di negeri ini pada saat itu, dan membayangkan mendapatkan uang yang banyak dari mereka,pada lirik penguasa-penguasa berilah hambamu uang,beri hamba uang… membayangkan bagaimana senangnya mendapatkan uang yang banyak…bahkan seperti kebiasaan anak-anak kecil ketika melihat pesawat berteriak minta uang,saya semangatmenyanyikan lirik Iwan fals tadi …
Saya juga mulai tertarik dengan sejarah ketika mengenal lagu ini,saya mulai bertanya-tanya tentang Westerling,karena pada lirik... Kalau hanya senyum yang engkau berikan Westerling pun tersenyum Westerling,siapakah dia ? dan syukurlah terjawab ketika pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB).
Tapi ternyata saat ini saya tidak perlu berkecil hati karena tidak tumbuh besar bersama lagu Papa T bob tapi lagu dari Iwan Fals,Karena lagu Iwan Fals ini memenuhi syarat sebagai lagu anak-anak, lagu pesawat tempur Iwan fals ini berhasil membuat berfantasi dan mengedukasi, walaupun tidak mengajak berfantasi bermain dengan lumba-lumba, terbang tinggi di langit, bercakap-cakap dengan semut kecil atau membayangkan hal-hal lain yang ketika saat remaja tiba menjadi tidak masuk akal.
Saya mulai berimajinasi liar saat itu ketika mendengar dan mendendangkan lagu Pesawat Tempur kususnya pada lirik Oh...ya andaikata dunia tak punya tentara Tentu tak ada perang yang makan banyak biaya Oh... ya andaikata dana perang buat diriku Tentu kau mau singgah bukan cuma tersenyum. Akan tetapi lirik ini saya sadari hanya sebuah fantasi apalagi ketika saat ini ada rencana Indonesia membeli tank leopard karena takut ada ancaman serta kawatir dengan ketahanan nasional karena melihat Negara tetangga memiliki senjata yang lebih canggih…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H