DESA PAGELARAN, KAB. MALANG - Acara pergelaran seni tradisional yang digelar di Dusun Mentaraman pada Sabtu (3/12) berjalan sukses. Kegiatan yang menampilkan beberapa kesenian daerah tersebut merupakan hasil unjuk kerja mahasiswa tim pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat Universitas Negeri Malang yang bertujuan mendampingi  masyarakat dan pemerintah Desa Pagelaran mempromosikan kesenian daerah yang mereka miliki untuk membranding diri sebagai Kampung Seni dan Budaya.
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan tentu bukan hal yang dicapai dalam waktu yang singkat. Kegiatan ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mematangkan konsep dan mengatur sedemikan rupa jalannya acara agar meminimalisir hambatan pada saat pelaksanaan kegiatan.Â
Musyawarah hingga perbedaan pendapat mewarnai diskusi dalam menetukan konsep yang pas untuk kegiatan pergelaran seni tradisional ini. Sanggar Langgeng Wirama di Dusun Mentaraman yang melakukan kolaborasi dengan tim pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh dosen dan mahasiswa ini juga mengajak relasi yang dirasa memiliki fokus seni yang sama dengan kesenian yang akan disuguhkan untuk ikut berkontribusi sebagai pengisi acara.
Diawali dengan penyampaian sambutan dari beberapa pihak penyelenggara dan pemerintah desa, kemudian dilanjutkan dengan penyerahan piagam nomor induk kesenian (NIK) oleh mahasiswa kepada perwakilan sanggar, pentas Pergelaran Seni Tradisional ini dibuka dengan sajian tari topeng malangan yang dibawakan oleh salah satu seniman, Hendra Kurniawan. Kemudian acara masuk kepada inti acara yaitu penampilan wayang kulit yang dipimpin oleh Ki Wasis Wijayanto sebagai Ki Dalang.
Terlaksananya kegiatan ini tentu memberikan dampak positif yang dapat membantu Desa Pagelaran untuk mempersiapkan branding sebagai kampung seni dan budaya. Sanggar Langgeng Wirama menjadi lebih dikenal masyarakat luas sebagai sanggar seni karawitan di Desa Pagelaran yang masih menjaga eksistensi kesenian daerah yang ada.
"Yang kami butuhkan dari mahasiswa ini bukan sekedar materi dalam bentuk apapun, melainkan pemikiran kritis yang dapat membantu sanggar ini lebih maju dan Desa Pagelaran dapat dikenal masyarakat sebagai Desa Kesenian", tutur Pak Prabu selaku anggota senior Sanggar Langgeng Wirama. Beliau juga berkomentar terkait kegiatan pagelaran seni tradisional ini. "Terlaksananya kegiatan ini merupakan hasil dari konsep yang dibuat oleh tim dari Universitas Negeri Malang dan kami sebagai tim lapangan. Kerjasama kita membuahkan hasil sesuai harapan, semoga dampak baiknya dapat segera dirasakan", ujarnya.
Kegiatan ini terlaksana dengan baik dengan minim hambatan. Pemerintah desa, Pemilik Sanggar - Bapak Bogel, Ketua Sanggar - Mas Dimas, Pelatih Karawitan - Mas Aditya, dan warga setempat turut andil dalam mensukseskan kegiatan ini. Tim pelaksana kegiatan berharap, masyarakat setempat harus menjaga kekompakan dalam menjaga dan melestarikan eksistensi kesenian daerah agar tidak pudar dan dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H