Mohon tunggu...
Anan Alwan
Anan Alwan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Makasih Udah Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Sosial Jadi Panggung Utama Kampanye Pilpres 2024 untuk Menarik Kalangan Anak Muda

11 Januari 2024   15:05 Diperbarui: 11 Januari 2024   15:10 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Abstrak

Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 akan segera digelar. Para kandidat dan partai politik (parpol) pun mulai gencar melakukan kampanye. Salah satu media yang menjadi panggung utama kampanye Pilpres 2024 adalah media sosial.

Hal ini tidak mengherankan, mengingat media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia, terutama kalangan anak muda. Berdasarkan data penggunaan media sosial di Indonesia mengalami perkembangan pesat. Melansir Data Reportal, di tahun 2023, terdapat total 167 juta pengguna media sosial. 153 juta adalah pengguna di atas usia 18 tahun, yang merupakan 79,5% dari total populasi.

Melihat fakta ini, maka media sosial menjadi platform yang sangat efektif untuk menarik kalangan anak muda dalam kampanye Pilpres 2024. Para kandidat dan parpol dapat menggunakan media sosial untuk menyampaikan visi dan misi, program kerja, serta sosok mereka kepada kalangan anak muda.

Latar Belakang

Pemilihan presiden (Pilpres) 2024 kian mendekat, dan pertarungan politik pun memanas. Di tengah hiruk-pikuk ini, satu hal yang menonjol: peran sentral media sosial dalam kampanye, khususnya untuk menarik suara generasi muda.

Indonesia memiliki bonus demografi. Diperkirakan pada 2024, sepertiga pemilih berasal dari generasi Z (lahir 1996-2012) dan milenial (lahir 1981-1995). Kelompok ini dikenal sangat aktif di media sosial, menjadikan platform ini "arena pertempuran" yang krusial. Namun, kaum muda ini bukan sekadar penonton pasif. Mereka kritis, haus informasi, dan tak jarang apatis terhadap politik tradisional. Mereka mendambakan politisi yang autentik, visioner, dan dekat dengan keseharian mereka.

Di sinilah media sosial berperan. Platform ini bukan sekadar sarana penyebaran informasi kampanye, tapi jembatan untuk terhubung langsung dengan anak muda, memahami aspirasinya, dan membangun dialog yang terbuka dan interaktif.

Tantangannya, media sosial juga bisa menjadi ajang penyebaran disinformasi dan politik identitas yang memecah belah. Untuk itu, kampanye yang efektif harus mengedepankan integritas, keakuratan, dan konten yang relevan dengan isu-isu yang concern bagi anak muda, seperti pendidikan, lapangan kerja, lingkungan hidup, dan keadilan sosial.

Dengan memahami latar belakang ini, kita bisa melihat betapa pentingnya media sosial sebagai panggung utama bagi kampanye Pilpres 2024 untuk merebut hati kaum muda, yang pada akhirnya akan menentukan siapa yang akan memimpin Indonesia ke depan.

Tinjauan Pustaka

  • Penelitian oleh Azarkasyi, A. (2023) yang berjudul Pengaruh Media Sosial terhadap Atensi dan Keputusan Politik Generasi Z. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh media sosial terhadap atensi dan keputusan politik generasi Z. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial berpengaruh positif terhadap atensi dan keputusan politik generasi Z.
  • Penelitian oleh Kristianto, M. (2022) yang berjudul Interaksi Langsung Politikus melalui Media Sosial terhadap Kepercayaan dan Partisipasi Politik Anak Muda. Penelitian ini di lakukan untuk menguji pengaruh interaksi langsung politisi melalui media sosial terhadap kepercayaan dan partisipasi politik anak muda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi langsung politisi melalui media sosial meningkatkan kepercayaan dan partisipasi politik anak muda.
  • Penelitian oleh Wijayanto, S. (2020) yang berjudul Efektivitas Konten Politik di Media Sosial terhadap Keputusan Pemilih Muda. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas konten politik di media sosial terhadap keputusan pemilih muda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konten politik di media sosial yang kreatif dan menarik lebih efektif mempengaruhi keputusan pemilih muda dibanding konten politik konvensional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun