Mohon tunggu...
Anan Alkarawangi
Anan Alkarawangi Mohon Tunggu... Administrasi - Jurnalis Warga
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Duta Pasundan Di Bumi Majapahit

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tradisi Bedah Sumber Dhuwur Tangkap Ikan Massal Desa Wonosari

25 Maret 2019   18:48 Diperbarui: 25 Maret 2019   19:03 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Danramil 0815/12 Ngoro Kapten Inf Khoiri bersama Forpimka Saat Kegiatan Tangkap Ikan Massal Di Sumber Dhuwur (Dokpri)

Mojokerto, -   Pemandangan menarik tampak di Waduk Sumber Dhuwur Dusun Sidorejo Desa Wonosari Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Minggu (24/03/2019).  Pasalnya di lokasi tersebut sedang berlangsung tradisi bedah sumber menangkap ikan secara masal.

Tidak kurang dari seribuan warga memadati lokasi untuk menyemarakan tradisi peninggalan leluhur tersebut. Tampak Danramil 0815/12 Ngoro Kapten Inf Khoiri bersama Camat Ngoro Muhammad Hidayad, SH., MM., Kapolsek Ngoro Kompol Gatot Wiyono, SH dan Kadisporabudpar Kabupaten Mojokerto yang diwakili Kabid Kepariwisatana Syaddillah.

Nampak pula Pj. Kades Wonosari Takrib, Bhabinkamtibmas Aipda Dedi dan Babinsa Serka Mohammad Dong, Perangkat Desa Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda dan Anggota Karang Taruna dan warga selaku peserta tangkap ikan masal.   

Tradisi bedah sumber tangkap ikan massal ini, tidak hanya diikuti warga Desa Wonosari namun dihadiri warga dari desa-desa sekitar bahkan diliput langsung oleh sejumlah awak media, baik cetak maupun elektronik, seperti Radar Mojokerto,  TV One, dan sejumlah media online lainnya.

Di awal acara Pj. Kades Wonosari, Takrib menyampaikan ucapan terima kasih kepada Disporabudpar, Forpimka Ngoro, dan segenap undangan yang telah meluangkan waktu untuk menghadiri acara tangkap ikan masal di Sumber Dhuwur Desa Wonosari. Terima kasih juga disampaikan Kades bagi semua pihak yang telah berpartisipasi sehingga acara Bedah Sumber Tangkap Ikan Massal dapat terlaksana dengan baik.

Menurutnya, di Sumber Dhuwur ini ada beberapa jenis ikan seperti ikan tombro, gurame, mujaer dan lele, nanti akan ditambahi benih ikan yang lebih beragam.  Pihak Desa berniat akan menggelar tradisi ini setiap tahun dan ke depan Sumber Dhuwur akan dikembangkan menjadi salah satu tempat wisata Desa Wonosari.

Sementara Camat Ngoro, Muhammad Hidayad, SH., MM., menyambut positif digelarnya kegiatan tangkap ikan massal di Sumber Dhuwur yang disambut masyarakat penuh antusias. Masih kata Camat, Sumber Dhuwur ini memiliki nilai sejarah, karena pernah menjadi tempat persinggahan pada zaman Raja-Raja dahulu.  Camat juga sangat mendukung rencana Kades untuk menjadikan Sumber Dhuwur sebagai salah satu destinasi wisata di Ngoro.

Danramil 0815/12 Ngoro Kapten Inf Khoiri bersama Forpimka Saat Kegiatan Tangkap Ikan Massal Di Sumber Dhuwur (Dokpri)
Danramil 0815/12 Ngoro Kapten Inf Khoiri bersama Forpimka Saat Kegiatan Tangkap Ikan Massal Di Sumber Dhuwur (Dokpri)
Pantauan di lapangan, tampak warga, baik laki-laki, perempuan, tua, muda dan anak-anak tumplek blek di Waduk Sumber Dhuwur untuk menangkap ikan dengan peralatan seadanya bahkan warga rela bergelut dengan lumpur untuk berburu dan mendapatkan ikan sesuai yang diharapkan. Suasana kebersamaan yang diselingi canda dan tawa tampak di antara warga saat melakukan tangkap ikan masal.

Tidak ketinggalan pula Danramil 0815/12 Ngoro Kapten Inf Khoiri bersama Forpimka Ngoro, Kabid Kepariwisataan Disporabudpar Kabupaten Mojokerto dan Kades Wonosari turun nyemplung ke telaga guna meramaikan tradisi bedah sumber tangkap ikan massal.

Masih di lokasi kegiatan, Danramil 0815/12 Ngoro Kapten Inf Khoiri, ketika diminta pendapatnya, mengungkapkan, kegiatan bedah sumber tangkap ikan massal ini harus diapresiasi positif.  "Kami bersama Forpimka tentunya sangat mendukung kegiatan ini.  Tradisi positif ini harus terus dilestarikan karena bagian dari tata nilai yang diwariskan para leluhur", ungkapnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun