Semua tentu tahu, Bonek adalah kelompok pendukung dari kesebelasan Persebaya Surabaya. Mereka identik dengan warna hijau, sebagaimana warna seragam kesebelasan berjuluk Bajul Ijo, pujaan mereka. Konon, Bonek adalah singkatan dari bondhonekat atau modal nekat. Selain nekat, kelompok ini dikenal mempunyai massa yang cukup banyak. Tidak hanya di Surabaya.Â
Dengan semboyan militan: wani, tapi bukan wani piro, Bonek menjelma menjadi salah satu kelompok suporter yang terbesar di Indonesia. Meskipun dikenal sebagai suporter yang beringas dan keras. Toh, ternyata Bonek masih tetap mempunyai hati, mempunyai rasa: cinta. Perasaan cinta Bonek, ditunjukkan ketika Walikota mereka, Tri Rismaharini, diusik dan digempur oleh ─yang kata seorang Penyair Terkenal─ bajingan-bajingan yang telah kehilangan kemanusiaan dan akal sehatnya.Â
Masih kata Penyair Terkenal itu, Risma adalah sebuah keteladanan yang berhasil ia temukan di kalangan para pemimpin, di tengah luput yang lebih sering ia dapatkan daripada keteladanan itu sendiri. Risma yang wanikeluar pakem memimpin Surabaya, sejak awal memang mengganggu habitat bajingan-bajingan yang disebut Penyair Terkenal itu. Risma menolak tunduk terhadap segala bentuk kongkalikong yang ujungnya merugikan rakyat Surabaya.Â
Hidup Risma, diabdikan sepenuhnya untuk rakyat Surabaya. Terkadang, keluarganya malah tidak terurusi,sebab bagi Risma: ketika ia total mendahulukan urusan rakyat, Tuhanlah yang akan mengurusi urusan keluarganya. Tetapi ironis, ketika Bonek dan kita yang bukan Bonek, bersama-sama Penyair Terkenal itu, menemukan sebuah keteladanan pada diri Risma, di tengah padang gersang pencitraan para pemimpin abal-abal, ia coba ditekan habis-habisan, disingkirkan.Â
Bagi para opportunis,Risma adalah duri di dalam daging mereka. Gencarnya isu politik seputar mundurnya Risma, membuat sepuluh juta Bonek siap turun ke jalan. Maka, bukan tidak mungkin, jutaan yang bukan Bonek, termasuk Penyair Terkenal itu, juga akan turut pula bersedia turun ke jalan: menyelamatkan dan mempertahankan Risma, dari godaan bajingan-bajingan terkutuk itu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H