Mohon tunggu...
Anamm Oioi
Anamm Oioi Mohon Tunggu... Foto/Videografer - mahasiswa

pencak silat,sholawatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Metodologi Studi Islam di Era PostModern: Mempertahankan Identitas di Tengah Perubahan Sosial

12 Oktober 2024   07:24 Diperbarui: 12 Oktober 2024   07:32 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini, metodologi studi Islam menjadi salah satu topik penting, terutama dalam menghadapi tantangan era digital dan postmodernisme. Sebuah artikel dari Jurnal Profetika menyebutkan bahwa generasi milenial telah mengadopsi teknologi dalam kehidupan sehari-hari, dan ini memengaruhi pendekatan mereka terhadap agama, termasuk studi Islam. Dalam konteks ini, pengajaran Islam yang tadinya berbasis pada tradisi dan doktrin lama kini harus disesuaikan agar lebih relevan dengan generasi yang hidup di era digital. Studi Islam perlu melibatkan pendekatan interdisipliner yang meliputi aspek kognitif dan psikologis untuk menjangkau generasi yang lebih muda secara efektif.

Di era postmodern, pergeseran paradigma keilmuan tak terhindarkan, termasuk dalam studi Islam. Tantangan terbesar adalah bagaimana menjaga relevansi ajaran Islam di tengah derasnya arus perubahan sosial dan budaya. Metodologi studi Islam harus berkembang agar mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut. Era digital misalnya, tidak hanya menciptakan akses tanpa batas terhadap ilmu pengetahuan, tetapi juga menyebabkan terjadinya disrupsi pada identitas keislaman yang terbangun secara tradisional.

Beberapa tokoh menganggap bahwa tantangan terbesar dalam mempertahankan identitas Islam terletak pada integrasi antara ilmu pengetahuan modern dan tradisi Islam. Pendekatan metodologis yang mengedepankan dialog kritis antara sejarah, pemikiran filsafat, dan perkembangan sosial modern sangat diperlukan. Dalam perspektif ini, pengembangan metodologi yang berbasis sejarah kritis serta pendekatan multidisipliner seperti ilmu sosial dan budaya dapat membantu menghadapi perubahan yang cepat di era postmodern.

Metodologi studi Islam di era postmodern memerlukan pendekatan baru yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan tantangan-tantangan modern. Dalam menjaga identitas Islam, umat Islam perlu lebih proaktif dalam mengkaji ulang tradisi keilmuan Islam dengan perspektif kritis dan relevan. Identitas keislaman tidak hanya dapat dipertahankan melalui doktrin-doktrin lama, tetapi juga melalui adaptasi terhadap perubahan sosial tanpa mengabaikan prinsip-prinsip utama Islam.

1. Danil, Muhammad. 2020. "Pentingnya Memahami Peran Metodologi Studi Islam Terhadap Generasi Milenial di Era Digitalisasi." Profetika: Jurnal Studi Islam.

2. Batubara, Fadlan Kamali. 2019. Metodologi Studi Islam: Menyingkap Persoalan Ideologi dari Arus Pemikiran Islam. Sleman: Deepublish Publishing.

3. Rohimat, Asep Maulana. 2018. Metodologi Studi Islam: Memahami Islam Rahmatan Lil'alamin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun