Mohon tunggu...
Misbahul Anam
Misbahul Anam Mohon Tunggu... Guru - Guru swasta, belajar selamanya

Change Your Word, Change Your World

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berani Berbagi = Berani Hidup Kaya

28 Desember 2011   16:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:38 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kudermakan apa yang ada, walaupun sepanjang malam aku kelaparan dan dahaga.

-Imam Syafi’i -

Ada sebuah ungkapan yang terngiang-ngiang di telinga sesaat setelah saya membacanya, “Berani sedekah = berani hidup kaya, berani hidup berkah, berani mudah semua masalah”. Begitu terkesannya dengan ungkapan tersebut, sampai-sampai saya berani menuliskannya besar-besar dan menempelkannya di dinding rumah yang mudah dilihat banyak orang.

Berbagi, adalah kata yang sering saya baca dan saya ulang untuk membacanya, makna yang tersirat dan tersurat di dalamnya. Lebih-lebih ketika kian akrab dengan tausiyah Ustad Yusuf Mansur dalam Wisatahati Online. Dengan uraian matematika sedekahnya yang masuk akal dan terbukti nyata, maka tidak ada keraguan sedikitpun untuk berbagi kepada sesama.

Salah seorang pengusaha pernah berkata, “Jika saya mempunyai uang seratus ribu rupiah satu lembar dan Anda mempunyai uang sepuluh ribu rupiah sepuluh lembar, lalu uang itu ditukar, nilainya akan sama, bukan? Saya dan Anda tetap mempunyai uang seratus ribu. Akan tetapi jika saya dan Anda masing-masing mempunyai satu buah ide lalu kita saling menukarkannya, kira-kira apa yang terjadi? Saya akan mempunyai dua buah ide dan Anda pun akan menerima hal yang sama.” Mengapa demikian? Itulah salah satu yang dinamakan kekuatan berbagi.

Betapa aturan yang diciptakan Tuhan untuk makhlukNya begitu sempurnanya, begitu mambahagiakan dan menentramkan manusia. Lihat saja sedikit contohnya; Supaya sehat, apa yang diajarkan agama? Puasa “Puasalah kalian niscaya kalian akan sehat”. Pasti ada yang membantah, bukankah puasa itu menyebabkan sakit? Padahal sebab terbesar dari penyakit adalah makanan, Supaya kaya, supaya rezeki bertambah, apa yang diajarkan agama? Bersedekah, berbagi, berhaji, menikah. Pasti ada yang membantah bukankah harta bila dibagikan orang lain akan berkurang? Bukankah berhaji membutuhkan dana yang besar? Bukankah menikah berarti makin banyak tanggung jawab nafkah kehidupan bagi istri dan anak-anaknya kelak?

Dalam Qur’an disebutkan bahwa amal kebaikan akan dilipatgandakan 10 kali sampai 700 kali, bahkan ribuan kali, sehingga untuk memudahkan pemahaman, orang bijak membuat rumus matematika sedekah 10–1=19, 10-2=28, 10-3=37, dan seterusnya. Maksudnya setiap satu yang kita dermakan, yang kita bagikan kepada orang lain akan dilipatgandakan minimal 10 kalinya oleh Allah. Itulah sebabnya salah satu alasan mengapa jamaah haji Indonesia sampai harus menunggu (waiting list) 8-10 tahun kemudian untuk bisa diberangkatkan, padahal dana yang dibutuhkan tidaklah sedikit. Salah satu pesan Nabi Muhammad, “Iringilah (pelaksanaan) haji dan umrah, karena keduanya melenyapkan kefakiran dan dosa-dosa”. Perhatikan kata “melenyapkan kefakiran”, yang mengisyaratkan ‘menambah rezeki’.

Dari penelitian yang terkait dengan sedekah, derma, donasi, sumbangan, pemberian, berbagi, atau apapun namanya, beberapa dapat disebutkan hasilnya, antara lain:

  • Brendan Borrel di majalah ilmiah Nature edisi Maret 2008 menuliskan, “Uang dapat membeli kebahagiaan, terutama ketika Anda membagi-bagikannya.”
  • Allan Luks dalam bukunya menyimpulkan, “Menolong orang lain dapat mengurangi sakit, mengurangi stres, meningkatkan endorfin, dan meningkatkan kesehatan.” Ini berdasarkan survei yang melibatkan 3.000 sukarelawan dan lebih dari 90 persen mengaku demikian.
  • Dr. Stephen Post dalam bukunya menyimpulkan, “Sifat dermawan itu menyehatkan dan memanjangkan umur. Bahkan, dua kali lebih menyehatkan daripada Aspirin.”
  • Bunda Theresa. Walaupun dia menyentuh langsung orang-orang yang sakit, namun dia sendiri tetap sehat. Jelas sudah, sifat dermawannya telah menyehatkan dan memanjangkan umurnya.
  • Nabi Muhammad, “Obatilah penyakitmu dengan sedekah,” dan “Sedekah dapat memanjangkan umurmu.”
  • Bill Gates, Warren Buffett, Donald Trump, Robert Kyosaki, sekilas tampak seperti orang-orang yang materialistis, siapa mengira ternyata mereka adalah dermawan terbesar abad ini.

Apa yang Anda miliki saat ini? Mungkin Anda berkata, “Saya tidak memiliki apa-apa yang dapat saya bagikan untuk orang lain.” Anda salah! Percayalah bahwa setiap manusia diciptakan sebagai pribadi yang kaya. Manusia dilahirkan sebagai orang yang luar biasa kaya: kaya bakat, kaya menciptakan dunia yang lebih baik, kaya dalam sukacita, kaya kesehatan jasmani dan rohani. Jadi, masihkah Anda berkata bahwa Anda tidak punya apa-apa? Indonesia bahkan dunia saat ini begitu krisis berbagai hal. Oleh karena itu berikanlah apa pun yang ada dalam hidup kita. Barangkali pemberian itu sekadar memandang mata lawan bicara kita, sebuah pelukan hangat, senyum tulus, kata-kata semangat dan motivasi bagi yang sedang putus asa, mendengarkan orang lain yang sedang bicara, atau menorehkan tulisan ringan di Kompasiana. Apa pun itu, berikanlah karena sesuatu yang membuat kita bahagia bukankah apa yang kita pertahankan, melainkan apa yang kita serahkan.

Life is beautiful. Love is wonderful. Giving is powerful. Sebaik-baik ilmu adalah ilmu yang diamalkan. Sebaik-baik harta adalah harta yang disedekahkan. Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat. Oleh karenanya, mari lakukan segera:

  • Bersedekah lebih banyak daripada yang sudah-sudah.
  • Ajaklah orang-orang di sekitar Anda bersedekah lebih banyak, dengan cara memberitahu manfaat sedekah, memberi testimoni tentang sedekah.

Akhirnya, “Apa yang Anda simpan untuk diri Anda sendiri akan lenyap; apa yang Anda berikan pada orang lain akan Anda miliki selamanya.” Axel Munthe

#Referensi : 7 Keajaiban Rezeki-Ippho 'Riht' Santoso, Wisatahati Online-Ustad Yusuf Mansur, Inspirasi 5 menit-Imelda Saputra

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun