Mohon tunggu...
Mupi Anisah
Mupi Anisah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lafdzan Ma'nanan wa Amalan

Sedang Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anger (Marah) and Fear (Takut)

14 Desember 2022   15:07 Diperbarui: 14 Desember 2022   15:10 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: merries.co.id

Marah atau anger dapat diartikan sebagai suatu ekspresi wajah yang yang ditandai dengan perilaku seperti ketegangan tubuh, alis berkerut dan mulut yang sedikit maju / manyun.Harmon – Jones dan Allen menyatakan bahwa kemaran berkaitan dengan meningkatnya aktivitas lobus frontal kiri, dan penurunan aktivitas lobus frontal kanan selama istirahat basal.

Faktor faktor yang mempengaruhi Anger ( Marah) adalah faktor biologis seperti genetik, saraf, kardiovaskular atau perbedaan terkait penyakit dalam eksperesi dan kemarahan. Yang kedua yakni faktor lingkungan seperti faktor lingkungan rumah, keluarga, sekolah dan masyarakat. Lalu apasih fungsi dari marah sendiri ? perilaku marah memiliki peran sebagai bentuk komunikasi dengan lingkungan, sebagai suatu wujud kepribadian dan penilain terhadap masing – masing individu.  

Ekspresi marah memiliki keterkaitan dengan berbagai hasil perilaku maladaptif mulai dari eksternalisasi perilaku anak, mempengeruhi interaksi dengan teman sebaya, menganggu keterampilan anak dalam pemecahan masalah adaptif sosial dan mempengaruhi kesejahteraan fisik anak, menganggu kesehatan masyarakat.perkembangan emosional marah pada anak pada awalnya seorang anak belum dapat mengontrol amarahnya sendiri dan dapat mengekspresikan kemarahan menjadi rendah ketika masih bayi. Ketika anak mengijak usia balita biasanya anak akan sering mengamuk ketika apa yang ia inginkan tidak terpenuhi atau dituruti.

Sedangkan fear atau rasa takut biasanya menggambarkan persepsi ancaman. Seperti takut ketika melihat hantu, takut akan hewan yang berbahaya, takut akan ketinggian dan masih banyak lagi. Salah satu respon fisiologi ketika seseorang mengalami rasa takut adalah dengan mengekspresikan wajah “takut” jantung berdebar dengan kencang, cemas dan masih banyak lagi. Pada anak usia dini sendiri, pada usia 4-5 bulan, bayi sudah dapat membedakan antara emosi seperti takut, sedih dan marah. 

Pada usia 6-7 bulan bayi dapat menggelompokkan ekspresi wajah yang berbeda – beda menjadi satu emosi ke emosi yang sama. Pada masa perkembangan bayi 12 bulan, bayi telah dapat mengartikan wajah ketakutan sebagai tanda ancaman dan menggunakan informasi dari ekpresi terbut untuk membimbing perilaku mereka dalam situasi yang baru.

Dari kedua penjelasan emosi diatas, oleh karena itu pentingnya mengenali dan mempelajari emosi emosi yang ada. sebagai salah satu bentuk untuk melakukakan managemen emosi atau regulasi emosi. terimakasi banyak, semoga bermanfaat. 

good luck. aamiin...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun