Dulu sebagian besar masyarakat bekerja sesuai dengan track pendidikannya. Kuliah jurusan keguruan berakhir di dunia pendidikan. Kuliah di bidang medis, menjadi tenaga ahli kesehatan di berbagai rumah sakit dan membuka praktek klinis.Â
Sebetulnya jurusan kuliah tidak melulu menentukan path career setiap orang. Jadi bukan lagi alasan untuk terpuruk ketika merasa "salah jurusan" sehingga harus bekerja sesuai jurusan dengan paksaan dan tekanan. Big no!
Merasa salah jurusan dan khawatir masa depan? Jangan khawatir!
Pada kenyataannya kini pilihan orang menentukan pekerjaan bukan hanya dari jurusan, melainkan cermatnya melihat peluang dan kesempatan. Contohnya, pandemi membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya yaitu bidang ekonomi.Â
Semua kegiatan perekenomian kini beralih drastis berganti menjadi mode digital dengan memaksimalkan teknologi dalam membantu setiap pekerjaaan.Â
Hal ini menciptakan dan mengembangkan posisi pekerjaan yang belum terkenal atau bahkan belum ada sebelumnya, dimana setiap orang dengan lintas jurusan bisa menempati posisi pekerjaan tersebut, dengan syarat harus techno savvy alias melek teknologi.Â
Beberapa pekerjaan ini tidak terikat oleh ruang dan waktu disesuaikan dengan kebutuhan, akan tetapi memiliki tanggung jawab yang besar bagi majunya perusahaan. Dari latar belakang ini munculah fenomena switch career atau alih profesi.
Kalau mau switch career apa yang perlu dipersiapkan?
Ada banyak pertimbangan dan persiapan kalau kamu mau switch career, kamu harus siap belajar kembali dari 0 karena pekerjaan tersebut 100% berbeda dan tidak ada hubungannya dengan jurusanmu.
Pertimbangan tersebut yang paling penting adalah, apakah kamu siap untuk belajar hal baru tersebut dengan konsisten, sehingga dapat sampai di tingkat mahir dan siap bekerja dengan posisi yang dituju?Â