Mohon tunggu...
Mujahidah Istiqamah
Mujahidah Istiqamah Mohon Tunggu... -

Where is a will, There is a way

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Peranan Bimbingan Konseling terhadap Peserta Didik

10 Desember 2013   17:27 Diperbarui: 4 April 2017   18:27 13568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setelah peranan keluarga yang berpengaruh dalam kehidupan seorang anak, maka peranan lingkungan sekolahlah yang memiliki kedudukan ke dua dalam proses tumbuh kembangnya dalam kehidupan sehari-hari, karena bisa dikatakan selama 24 jam, sekitar beberapa persen waktu si anak habiskan disekolah. Peran pendidikan ini bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani , kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab yang tinggi dalam bermasyarakat. Untuk mencapai semua itu, murid atau peserta didik harus dapat berkembang secara optimal dengan kemampuan yang sesuai, disinilah peran pendidikan bukan hanya bertugas membantu mengembangkan kemampuan intelek saja, tetapi juga kemampuan mengatasi masalah didalam dirinya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Sekolah tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan dalam kegiatan belajar mengajar, akan tetapi sekolah juga berfungsi dalam mengembangkan karakter dan kepribadian anak. Oleh karena itu, guru harus lebih mengetahui dari sekadar masalah bagaimana mengajar yang efektif. Tetapi Ia juga harus dapat membantu murid dalam mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan lingkungannya, sepanjang itu memungkinkan secara profesional. Dalam usaha membantu siswa itu, guru perlu mengetahui landasan, konsep, prosedur, dan praktek bimbingan konseling.

Bimbingan konseling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan bagaikan kata majemuk. Hal ini mengisyaratkan bahwa kegiatan bimbingan kadang-kadang dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Beberapa ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti atau jantung hati dari kegiatan bimbingan. Banyak ahli berusaha merumuskan pengertian bimbingan dan konseling. Dalam merumuskan kedua istilah tersebut mereka memberikan tekanan pada aspek tertentu dari kegiatan tersebut. Untuk lebih jelaskan ada beberapa rumusan tentang istilah bimbingan.

Menurut Jones (1963), guidance is the help given by one person to another in making choice and adjustment and in solving problem. Ini senada dengan pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh Rochman Natawidjaja (1978). Selanjutnya Bimo Walgito (1982: 11) menyarikan beberapa rumusan bimbingan yang dikemukakan para ahli, sehingga mendapatkan rumusan bimbingan yaitu bimbingan adalah bantuan yang pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. Dari beberapa pengertian dari para ahli diatas, saya berpendapat bahwasanya bimbingan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk membantu seseorang atau suatu kelompok dalam mengatasi kesulitan-kesulitan didalam kehidupannya. Sedangkan beberapa ahli memberikan makna tentang konseling dimulai menurut James P.Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1979: 19a): Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu di mana yang seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang. Menurut Bimo Walgito (1982:11) menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.

Kegiatan bimbingan dan konseling ini berbeda dengan kegiatan mengajar, karena itu sangatlah perlu adanya bimbingan dan konseling ini untuk tiap-tiap sekolah. Perbedaannya yaitu kegiatan mengajar sudah dirumuskan terlebih dahulu dan target pencapaiannya sama untuk seluruh siswa, akan tetapi kegiatan bimbingan dan konseling target dan pencapaiannya lebih bersifat individual atau kelompok, pembicaraan dalam kegiatan mengajar lebih banyak diarahkan pada pemberian informasi, atau pembuktian dalam satu masalah, sedangkan dalam konseling lebih ditujukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien, kemudian dalam kegiatan mengajar, para siswa belum tentu mempunyai masalah yang berkaitan dengan materi yang diajarkan, sedangkan dalam bimbingan dan konseling pada umumnya klien telah/sedang menghadapi masalah. Juga dalam melaksanakan bimbingan konseling, bagi konselor dituntut suatu keterampilan khusus dan berbeda dengan tuntutan bagi seorang guru /pengajar. Beberapa ahli juga menyatakan bahwa bimbingan dan konseling semakin hari semakin dirasakan perlu keberadaanya disetiap sekolah. Hal ini didukung oleh beberapa factor, seperti yang dikemukakan oleh Koestoer Parwisastro (1982) sebagai berikut :

1.)Sekolah merupakan lingkungan hidup kedua sesudah rumah, dimana anak dalam waktu sekian jam (kurang lebih 6 jam) hidupnya berada disekolah.

2.)Para siswa yang usianya relative masih muda sangat membutuhkan bimbingan baik dalam memahami keadaan dirinya, mengarahkan dirinya, maupun dalam mengatasi berbagai ,macam kesulitan.

Selain itu kehadiran konselor disekolah juga dapat meringankan tugas guru seperti mengatasi masalah-masalah yang ditemui guru dalam melaksanakan tugasnya, mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah afektif yang mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru dll. Oleh karena itu konselor dan guru/ pengajar merupakan suatu tim yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan. Karena keduanya dapat saling menunjang terciptanya proses pembelajaran yang efektif. Itu sebabnya kegiatan bimbingan dan konseling sangat perlu dilakukan karena keduanya tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan sekolah.

Saya rasa hanya ini yang bisa saya tuangkan dalam tulisan ini, kurang dan lebihnya, harap di maklumi, karena saya masih dalam proses belajar :) mohon kritik dan saran yang membangun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun